LANZHOU, 10 Februari (Xinhua) — Bagi Gao Feng, seorang penggemar fotografi sekaligus pencinta burung, memulai perjalanan ke lahan basah dan memotret kawanan burung migran di lokasi-lokasi seperti itu merupakan sumber kebahagiaan di usia senjanya.
Selama empat tahun terakhir, pria berusia 62 tahun itu mengabadikan lebih dari 100.000 foto dari hampir 300 spesies burung di sejumlah lahan basah, hutan, sungai, dan danau di Provinsi Gansu, China barat laut.
“Saya senang memotret burung di lahan basah. Keberagaman dan ukuran burung air (waterbird) selalu memberikan kejutan,” tutur Gao. Lensa kameranya telah merekam berbagai momen langka ketika ibis jambul (crested ibis) menari dan merganser China meluncur di air.
Luas area lahan basah di Gansu mencapai hampir 1,19 juta hektare. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya konservasi kreatif dan ilmiah telah mengubah area-area ini menjadi cagar alam yang berkembang pesat bagi burung-burung migran.
Terletak di ujung timur laut Dataran Tinggi Qinghai-Xizang, Cagar Alam Nasional Gahai-Zecha menarik kawanan burung yang bermigrasi pada Juni dan November setiap tahunnya untuk berkembang biak dan menghabiskan musim dingin di tempat itu.
Menurut Fan Long, seorang staf administrasi cagar alam tersebut, sebanyak 40 sarang artifisial dan kamera inframerah telah dipasang di pulau tengah untuk memudahkan burung-burung mencari makan, berkembang biak, dan bersarang.
“Tingkat penggunaan sarang artifisial ini mencapai 99 persen,” ujar Fan. “Sarang-sarang ini tak hanya menyediakan tempat makan yang aman, tetapi juga melindungi burung dari hewan pemangsa.”
Secara khusus, cagar alam ini merupakan lokasi pembiakan krusial bagi bangau leher hitam, satu-satunya spesies bangau yang berkembang biak dan hidup di dataran tinggi.
Pada 2024, cagar alam itu berhasil memasang penanda pada dua ekor bangau leher hitam untuk pertama kalinya, sehingga memungkinkan para peneliti untuk melacak habitat dan rute migrasi mereka secara waktu nyata, menghasilkan data berharga yang mendukung upaya pelestarian.
Sejak akhir 2012, lebih dari 1 juta hektare lahan basah telah diciptakan atau dipulihkan di China, dengan total area lahan basah di negara itu tetap stabil dan kini melampaui 56,35 juta hektare. Lebih dari 2.200 cagar alam lahan basah telah didirikan di seluruh negeri, dan beberapa lahan basah utama telah mengalami perbaikan ekologis yang signifikan.
Sementara itu di bagian utara, Cagar Alam Nasional Lahan Basah Heihe yang terletak di Kota Zhangye, Gansu, telah menjadi tempat perlindungan bagi bangau hitam yang terancam punah.
Total 675 bangau hitam terpantau di cagar alam tersebut, menurut survei populasi bangau hitam pada 2024, menandai salah satu populasi terbesar yang diketahui di China.
Shan Guofeng, kepala departemen perlindungan satwa liar di cagar alam tersebut, selama bertahun-tahun mengabdikan diri untuk memantau tempat-tempat yang digunakan bangau hitam berkembang biak dan bersarang. Timnya telah menyusun lebih dari 330.000 karakter dalam buku catatan observasi dan lebih dari 10.000 foto.
“Dari mengandalkan teropong dan mendaki gunung hingga menggunakan kamera inframerah, platform manajemen pintar, dan pagar listrik, metode pemantauan dan perlindungan kami menjadi semakin beragam,” kata Shan.
Kini, cagar alam tersebut memiliki 82 sarang bangau hitam, termasuk lebih dari 30 sarang untuk berkembang biak, dan jumlahnya meningkat setiap tahun. Guna menjamin kecukupan makanan selama musim berkembang biak, cagar alam tersebut menciptakan area makan dengan mengendalikan tingkat permukaan air, menanam vegetasi, dan menyebar ikan untuk meniru lingkungan mencari makan alami bangau.
Upaya pelestarian ini juga memunculkan minat terhadap pengamatan burung yang terus meningkat di kalangan masyarakat. Banyak lahan basah menawarkan sumber daya burung yang kaya dan platform yang ideal untuk para penggemar pengamatan burung.
Selain itu, ada semakin banyak anak muda yang menjajaki model-model baru dalam pengamatan burung. Mereka memadukan aktivitas itu dengan pendidikan sains dan olahraga luar ruangan.
Untuk mengakomodasi minat yang terus meningkat ini, banyak lahan basah mengembangkan basis pengamatan burung, yang menunjukkan sumber daya alam dan biologis mereka yang unik sembari meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pelestarian burung.
“Keterlibatan sejumlah pemangku kepentingan dan pendekatan yang beragam terhadap survei keanekaragaman hayati tidak hanya memperkaya strategi pelestarian kami, tetapi juga mengungkap misteri di balik migrasi burung,” kata Zhang Lixun, kepala tim pemantauan dan perlindungan keanekaragaman satwa liar di Universitas Lanzhou. Selesai