XIGAZE – Lhapa, yang dilahirkan pada 1945, adalah seorang warga Desa Puga. Saat Lhapa masih anak-anak, ibunya menjadi buta akibat bekerja terlalu keras sehingga tidak mampu lagi bekerja. Pemilik budak mengusir ibu Lhapa dari rumahnya.
Agar dapat bertahan hidup, ibu Lhapa harus menjadi pengemis bersama saudara perempuannya. Pada 1959, ketika reformasi demokratis terjadi di Tibet, keluarga Lhapa akhirnya bisa kembali berkumpul dan mendapatkan jatah lahan seluas 24 mu (sekitar 1,6 hektare), enam ekor domba, dan dua ekor sapi.
Mereka juga membangun sebuah rumah yang menjadi milik mereka sendiri. Sekarang, Lhapa hidup di sebuah rumah dua lantai bergaya Tibet yang bersih dan nyaman, menikmati kebahagiaan di hari tuanya. [Xinhua]