Eropa masih berada dalam cengkraman pandemi, dengan jumlah kematian yang dilaporkan meningkat mendekati angka 4.200 per hari, naik dari 2.100 per hari pada akhir September lalu. Sementara itu, jumlah kumulatif kematian terkait COVID-19 “melampaui angka 1,5 juta” untuk 53 negara di kawasan itu.
KOPENHAGEN, “Jumlah kumulatif kematian (akibat COVID-19) yang dilaporkan diproyeksikan mencapai lebih dari 2,2 juta pada musim semi tahun depan, berdasarkan tren saat ini,” demikian menurut Kantor Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Eropa dalam siaran pers pada Rabu (17/11) pekan lalu.
Proyeksi tersebut muncul ketika Eropa masih berada dalam cengkraman pandemi, dengan jumlah kematian yang dilaporkan meningkat mendekati angka 4.200 per hari, naik dari 2.100 per hari pada akhir September lalu. Sementara itu, jumlah kumulatif kematian terkait COVID-19 “menembus angka 1,5 juta” untuk 53 negara di kawasan itu.
“Saat ini, COVID-19 menjadi penyebab kematian nomor satu di seluruh Eropa dan Asia Tengah,” menurut Institute for Health Metrics and Evaluation, yang melakukan pemodelan untuk WHO Eropa.
Prediksi WHO untuk rumah-rumah sakit di Eropa juga mencemaskan. “Kami memperkirakan akan ada tekanan yang tinggi atau ekstrem pada ketersediaan ranjang rumah sakit di 25 negara, dan tekanan yang tinggi atau ekstrem di unit perawatan intensif (intensive care unit/ICU) di 49 dari 53 negara selama periode saat ini hingga 1 Maret 2022.”
Menurut siaran pers tersebut, gelombang infeksi saat ini adalah hasil dari tiga faktor utama. Pertama, wilayah Eropa tergolong “dominan Delta” (mengacu pada varian Delta COVID-19 yang sangat menular) dengan tidak ada negara yang melaporkan lebih dari satu persen varian COVID-19 lainnya. Kedua, keputusan baru-baru ini oleh “banyak negara” di kawasan itu untuk melonggarkan pembatasan. Ketiga, sejumlah besar orang yang masih belum divaksinasi atau mereka yang tingkat keterlindungannya menurun setelah mendapatkan suntikan vaksin.
Hans Kluge, direktur regional WHO untuk Eropa, meminta orang-orang di kawasan itu untuk tetap waspada dan mendapatkan vaksinasi “karena kita semua… dapat mengambil tindakan tegas untuk menstabilkan pandemi.”
“Seiring kita mendekati penghujung tahun 2021, mari kita lakukan semua yang kita bisa dengan mendapatkan vaksinasi dan mengambil langkah-langkah perlindungan pribadi guna menghindari upaya terakhir lockdowndan penutupan sekolah,” tuturnya.
Kluge juga mendesak warga untuk mengambil “pendekatan vaksin plus,” yang berarti “mendapatkan dosis vaksin standar, mendapatkan suntikan penguat (booster) jika ditawarkan, serta memasukkan langkah-langkah pencegahan ke dalam rutinitas normal kita.”
“Mengenakan masker, mencuci tangan, membuka ventilasi pada area indoor, menjaga jarak fisik, dan bersin ke siku bagian dalam juta merupakan cara-cara sederhana dan efektif untuk mengendalikan virus dan menjaga kegiatan masyarakat tetap berjalan.”