JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (7/6) memperingatkan bahaya membeli vaksin dengan harga yang terlalu mahal melalui perantara, sembari mengingatkan bahwa negara-negara harus membeli vaksin yang disertifikasi oleh WHO dan memastikan untuk mengidentifikasi asal produk tersebut.
“Kami telah menerima kekhawatiran mengenai vaksin lain … dengan perantara menjualnya (satu vaksin) dengan harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan harga sebenarnya yang dijual oleh produsen,” ujar Mariangela Batista Galvao Simao, Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Akses ke Obat-Obatan dan Produk Kesehatan, dalam sebuah konferensi pers.
Isu tentang peran perantara untuk membeli vaksin diangkat baru-baru ini usai seorang perantara, yang berlokasi di Uni Emirat Arab, tertangkap menjual vaksin Sputnik ke Ghana dan Pakistan dengan harga dua kali lipat dari aslinya.
Simao mengatakan bahwa negara-negara harus membeli langsung dari produsen atau “menghubungi produsen guna memastikan perantara itu legal.”
“Ada banyak produk COVID di bawah standar dan dipalsukan yang diperdagangkan di luar sana, jadi Anda perlu mengetahui asalnya,” tambahnya.
Simao juga mengatakan bahwa penting untuk memvaksinasi masyarakat dengan produk yang “disertifikasi” oleh WHO.
“Saran dari WHO adalah agar negara-negara menggunakan vaksin yang telah terdaftar untuk penggunaan darurat,” katanya, merujuk pada Daftar Penggunaan Darurat yang digunakan oleh organisasi itu untuk mengizinkan penggunaan vaksin baru.
Sejauh ini, delapan vaksin COVID-19 telah mendapatkan izin dari WHO untuk penggunaan darurat, termasuk dua vaksin China, Sinopharm dan Sinovac, yang keduanya telah didistribusikan di beberapa negara di seluruh dunia. [Xinhua]