LONDON – Sampel dari sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa COVID-19 telah merebak di luar China pada Oktober 2019 diuji ulang atas permintaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), demikian menurut laporan Reuters yang mengutip pernyataan dari dua ilmuwan yang memimpin penelitian tersebut pada Selasa (1/6).
Seperti yang diketahui, COVID-19 pertama kali diidentifikasi di Kota Wuhan di China tengah pada Desember 2019 lalu. Namun, sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2020 menunjukkan bahwa antibodi terhadap virus atau variannya telah terdeteksi di tempat lain sebelum laporan virus pertama dikonfirmasi di China.
Antibodi penetral terhadap SARS-CoV-2 terdeteksi dalam darah yang dikumpulkan dari sejumlah sukarelawan sehat di Italia pada Oktober 2019 saat uji coba penapisan (screening) kanker paru-paru, menurut penelitian yang diterbitkan oleh majalah ilmiah Institut Kanker Milan, Tumori Journal.
“WHO sedang melakukan kontak dengan para peneliti yang menerbitkan makalah asli. Kolaborasi dengan laboratorium-laboratorium mitra telah dibentuk untuk pengujian lebih lanjut,” kata seorang juru bicara WHO seperti dikutip Reuters.
WHO mengetahui bahwa para peneliti berencana menerbitkan laporan tindak lanjut “dalam waktu dekat,” kata juru bicara tersebut.
Para peneliti mengatakan hasil studi terbaru yang diminta oleh WHO tidak dapat memberikan jawaban konkret atas mitos asal-usul geografis dari COVID-19, menurut laporan tersebut.
“Kami hanya menemukan respons terhadap virus tersebut, yakni antibodi. Jadi bisa dikatakan bahwa virus corona ini atau virus yang sangat mirip, mungkin varian yang kurang menular, beredar di sini (Italia) pada Oktober,” kata salah seorang peneliti. [Xinhua]