JENEWA – Varian-varian COVID-19 yang sebelumnya dilabeli dengan nama ilmiah kini akan diganti namanya dengan huruf Yunani, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (31/5).
Nama ilmiah varian COVID-19 sering kali sulit diucapkan dan diingat, serta dapat menyebabkan salah pelaporan, kata organisasi yang berbasis di Jenewa itu dalam pernyataannya. WHO mengatakan banyak orang menggunakan nama negara tempat varian itu pertama kali teridentifikasi, sebuah metode sederhana untuk pembahasan sehari-hari. Namun, hal itu dapat menciptakan stigmatisasi bagi penduduk negara itu.
Sebagai contoh, varian B117 sering disebut “varian Inggris” karena sulit mengingat nama tepatnya. Menurut WHO, galur virus itu kini akan disebut “varian Alfa”.
Nomenklatur yang telah ada, yang ditetapkan oleh Global Initiative on Sharing All Influenza Data, Nextstrain, dan Pango, masih berlaku dan diterima. Namun, mulai sekarang sebagian besar akan digunakan oleh kalangan ilmuwan, menurut pernyataan itu.
WHO mendorong pemerintah, media, dan masyarakat umum untuk menggunakan sistem baru tersebut serta menghapus nama ilmiah dan negara tempat varian tersebut pertama teridentifikasi dalam komunikasi mereka. [Xinhua]