“Kami memberikan suntikan penguat (booster) kepada 1,1 juta warga Amerika sehari, lebih banyak orang yang menerima suntikan boosterper hari daripada sebelumnya,” kata Koordinator Respons COVID-19 Gedung Putih Jeff Zients.
WASHINGTON, Sejumlah negara kaya terlihat terburu-buru meluncurkan suntikan penguat (booster) vaksin COVID-19 dengan alasan penyebaran eksponensial varian Omicron, tetapi banyak orang di negara-negara miskin masih menunggu menerima dosis pertama, menurut laporan Washington Post.
“Kami memberikan suntikan boosterkepada 1,1 juta orang Amerika per hari, lebih banyak orang yang menerima suntikan boosterper hari dibandingkan sebelumnya,” kata Koordinator Respons COVID-19 Gedung Putih Jeff Zients seperti dikutip laporan tersebut.
Kesenjangan vaksinasi semakin melebar setelah sekitar 54 juta suntikan boostertelah diberikan di Amerika Serikat (AS) per Minggu (12/12), dibandingkan dengan total 64 juta dosis yang telah disuntikkan di negara-negara berpendapatan rendah, menurut Our World in Data.
Suntikan boostertelah lama dianggap sebagai simbol ketidakadilan dalam akses terhadap vaksin. Dari 360 juta lebih suntikan boosteryang diberikan di seluruh dunia, hampir semuanya dilakukan di negara-negara berpendapatan tinggi dan menengah atas. Sementara itu, jumlah yang disuntikkan di negara-negara berpendapatan rendah adalah nol atau nyaris nol, sehingga ini tidak dapat diabaikan, kata Washington Post. [Xinhua]