WASHINGTON – Sebagian besar orang dewasa Amerika yang tidak divaksinasi tidak percaya bahwa vaksin COVID-19 sangat efektif dan memandang vaksin sebagai risiko kesehatan yang lebih besar daripada virus itu sendiri, menurut survei terbaru yang dipublikasikan pada Rabu (4/8).
Mayoritas (53 persen) orang dewasa yang tidak divaksinasi percaya bahwa vaksin menimbulkan risiko lebih besar bagi kesehatan mereka daripada COVID-19 itu sendiri, sementara sebagian besar (88 persen) orang dewasa yang divaksinasi mengatakan bahwa terinfeksi COVID-19 risikonya lebih besar bagi kesehatan mereka daripada vaksin, menurut survei Kaiser Family Foundation (KFF).
Sebanyak 57 persen orang dewasa yang tidak divaksinasi juga mengatakan bahwa berita “secara umum melebih-lebihkan” keseriusan pandemi, sementara tiga perempat orang dewasa yang divaksinasi mengatakan bahwa berita “secara umum benar” (53 persen) atau “meremehkan” keseriusannya (24 persen). Di antara kelompok yang mengatakan bahwa mereka “pasti tidak akan” divaksin, 75 persen mengatakan berita itu dilebih-lebihkan.
“Pandangan yang sangat berbeda antara kelompok yang divaksinasi dan yang tidak divaksinasi membantu menjelaskan konflik dalam debat yang sedang berlangsung tentang kebijakan perintah vaksin,” kata KFF dalam laporan itu.
Sebagai contoh, ketimbang orang dewasa yang tidak divaksinasi, orang dewasa yang divaksinasi jauh lebih mungkin mengatakan bahwa pemerintah federal harus merekomendasikan pemilik usaha mewajibkan vaksinasi pada pekerja mereka (68 persen vs 16 persen). Secara keseluruhan, publik berbeda pendapat, dengan persentase serupa yang mengatakan bahwa pemerintah federal harus merekomendasikan hal ini (51 persen) dan tidak (45 persen).
Orang dewasa yang divaksinasi juga lebih cenderung mengatakan bahwa mereka memakai masker di toko kelontong dan tempat-tempat dalam ruangan lainnya (53 persen vs 44 persen), di tempat kerja (45 persen vs 35 persen), atau di lingkungan luar ruangan yang ramai (45 persen vs 35 persen).
“Perbedaan ini sebagian besar didorong oleh (simpatisan) Partai Republik yang tidak divaksinasi. Mayoritas pendukung Partai Republik mengatakan mereka ‘tidak pernah’ memakai masker di luar ruangan di tempat-tempat terbuka yang ramai, di tempat kerja, atau di toko kelontong. Partai Demokrat cenderung melaporkan pemakaian masker setidaknya sebagian besar waktu di semua lokasi ini,” sebut KFF.
Kelompok nirlaba yang berfokus pada kesehatan itu menyurvei 1.500 orang dewasa AS antara 15 dan 27 Juli untuk surveinya kali ini, dan menemukan tidak banyak perubahan pada kelompok yang memiliki sikap paling keras terkait vaksinasi. Sekitar 14 persen dari mereka yang disurvei mengatakan “pasti tidak” akan divaksinasi, proporsi yang sama seperti pada Desember. [Xinhua]