JOHANNESBURG – Sebelas kasus varian COVID-19 B.1.1.7 dan empat kasus varian B.1.617.2 telah terdeteksi di Afrika Selatan, kata Menteri Kesehatan Afrika Selatan Zweli Mkhize pada Sabtu (8/5) malam waktu setempat.
Menurut Mkhize, Jaringan Pengawasan Genom di Afrika Selatan mengonfirmasi bahwa empat kasus varian B.1.617.2, yang pertama kali terdeteksi di India, telah terdeteksi di Gauteng dan KwaZulu-Natal dan seluruh kasus memiliki riwayat perjalanan dari India baru-baru ini.
Dari total 11 kasus varian B.1.1.7, varian yang pertama kali terdeteksi di Inggris, delapan di antaranya terdeteksi di Western Cape (dengan dua kasus memiliki riwayat perjalanan dari Bahrain), sementara satu kasus terdeteksi di KwaZulu-Natal dan dua lainnya terdeteksi di Gauteng.
Mkhize mengatakan varian yang berasal dari Inggris itu telah menyebar di kalangan masyarakat.
“Varian B.1.1.7 telah terdeteksi di sampel masyarakat dan hal itu mengindikasikan penularan di masyarakat telah terjadi,” ujarnya.
Institut Nasional untuk Penyakit Menular (National Institute for Communicable Diseases/NICD) mengatakan bahwa upaya yang berfokus pada varian-varian itu sedang dilakukan.
“Kami ingin meyakinkan publik bahwa institut ini tengah memusatkan sumber daya dan upaya penelitiannya pada pemahaman tentang varian dan potensi dampaknya bagi Afrika Selatan,” ujar Profesor Adrian Puren, Pelaksana Tugas Direktur Eksekutif NICD.
Sejauh ini, Afrika Selatan telah mencatat 1.594.817 kasus COVID-19 dengan 54.724 kematian. [Xinhua]