WASHINGTON – Sebuah studi baru yang dipublikasikan pada Senin (7/6) menemukan bahwa vaksin-vaksin COVID-19 mRNA yang telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) Amerika Serikat (AS) mengurangi risiko infeksi sebesar 91 persen bagi mereka yang sudah menerima vaksinasi lengkap.
Dua vaksin COVID-19 mRNA yang sudah disetujui FDA adalah vaksin Pfizer-BioNTech dan vaksin Moderna.
Studi ini merupakan salah satu studi pertama yang menunjukkan bahwa vaksinasi mRNA menguntungkan mereka yang terjangkit COVID-19 meski sudah menerima vaksinasi lengkap ataupun parsial, menurut studi yang dilakukan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS itu.
Seseorang tergolong sudah divaksinasi lengkap saat 14 hari atau lebih setelah dosis kedua, sementara seseorang tergolong sudah divaksinasi parsial saat memasuki 14 hari atau lebih setelah dosis pertama sampai 13 hari setelah dosis kedua.
Temuan-temuan tersebut berasal dari data tambahan selama periode empat pekan yang dikumpulkan dalam studi HEROES-RECOVER, studi yang dilakukan CDC terhadap tenaga kesehatan, petugas respons pertama, pekerja garis depan, dan pekerja esensial lainnya. Kelompok-kelompok ini lebih berpotensi terpapar virus pemicu COVID-19 akibat pekerjaan mereka.
“Temuan-temuan dari periode waktu tambahan studi ini menambah kumpulan bukti bahwa vaksin-vaksin COVID-19 mRNA efektif dan seharusnya mampu mencegah sebagian besar infeksi, namun mereka yang sudah menerima vaksinasi lengkap tetapi tetap terjangkit COVID-19 kemungkinan akan mengalami sakit yang lebih ringan dan singkat serta tampaknya memiliki kemungkinan lebih kecil untuk menularkan virus ke orang lain,” papar Direktur CDC Rochelle Walensky.
Semua keuntungan ini menjadi alasan penting lain untuk mengikuti vaksinasi, ujarnya.
Temuan dari studi lain mengindikasikan bahwa orang yang sudah menjalani vaksinasi lengkap atau parsial dan terjangkit COVID-19 memiliki kemungkinan lebih kecil untuk menularkan virus ke orang lain, menurut CDC. [Xinhua]