KATHMANDU – Regulator obat-obatan Nepal menyetujui penggunaan darurat vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi asal China, Sinovac Biotech, di negara yang sedang dilanda gelombang kedua pandemi mematikan itu.
Ini merupakan vaksin China kedua yang mendapat persetujuan penggunaan darurat dari Departemen Administrasi Obat-obatan di Nepal.
Sebelumnya, Nepal telah menerbitkan persetujuan penggunaan darurat untuk vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Beijing Institute of Biological Products Co. Ltd China, di bawah Sinopharm.
“Ini untuk memberi tahu semua pihak bahwa izin bersyarat otorisasi penggunaan darurat Vaksin COVID-19 (Sel Vero) Nonaktif (CoronaVac) yang diproduksi oleh Sinovac Life Sciences Co. Ltd telah diberikan di Nepal,” kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh departemen tersebut pada Jumat (4/6).
Menurut pihak departemen, vaksin tersebut disetujui untuk imunisasi individu berusia 18 tahun ke atas.
Bharat Bhattarai, direktur jenderal departemen tersebut, mengatakan kepada Xinhua pada Sabtu bahwa otorisasi itu diberikan kepada Sinovac setelah regulator merampungkan studi data yang diberikan oleh perusahaan China.
“Ini juga merupakan vaksin terakhir yang mendapatkan persetujuan regulasi dari departemen tersebut. Kami belum menerima pengajuan dari perusahaan tambahan untuk persetujuan saat ini,” kata Bhattarai.
Pada 1 Juni, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memvalidasi penggunaan darurat vaksin Sinovac untuk orang berusia 18 tahun ke atas.
Di tengah gelombang COVID-19 yang meningkat, baru 2 persen dari sekitar 30 juta penduduk Nepal yang telah diberikan dua dosis vaksin akibat kurangnya pasokan vaksin, menurut Kementerian Kesehatan Nepal.
Hingga Jumat, negara Asia Selatan itu melaporkan 581.560 kasus terkonfirmasi COVID-19 dengan 7.731 kasus kematian. [Xinhua]