WASHINGTON – Vaksin-vaksin virus corona yang sudah mengantongi izin di Amerika Serikat (AS) efektif melawan galur yang saat ini merebak di India, kata pakar penyakit menular AS, Anthony Fauci, dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Selasa (18/5).
Sejumlah studi awal mengindikasikan bahwa vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna “setidaknya secara parsial dan kemungkinan cukup melindungi” dari penyakit serius, rawat inap, dan kematian, “yang menunjukkan alasan kuat lainnya mengapa kita perlu mengikuti vaksinasi,” ujarnya.
Dalam sebuah studi, para peneliti mengamati efikasi vaksin Pfizer dan Moderna terhadap varian-varian yang pertama kali terdeteksi di India. Temuan yang dilaporkan dalam artikel pracetak di biorxiv.org dan belum melewati proses penelaahan sejawat (peer review) itu menunjukkan bahwa kedua vaksin tersebut masih efektif.
“Ada alasan bagus untuk yakin bahwa individu yang sudah divaksinasi akan tetap terlindungi dari varian B.1.617 dan B.1.618,” demikian dikutip dari para peneliti.
Sejumlah pakar kesehatan masyarakat meyakini bahwa varian B.1.617 kemungkinan adalah penyebab lonjakan masif dalam hal kasus infeksi, rawat inap, dan kematian di India, menurut laporan The Hill pada Selasa.
Galur tersebut juga dikaitkan dengan peningkatan kasus di sejumlah wilayah Eropa, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengategorikan ulang galur itu sebagai variant of concern, indikasi bahwa varian tersebut memiliki “implikasi kesehatan masyarakat tertinggi.”
Pada Senin (17/5), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS melaporkan 17.724 kasus baru COVID-19, penambahan harian terendah sejak Juni di negara tersebut.
Direktur CDC Rochelle Walensky mengatakan bahwa 60 persen warga berusia 18 tahun ke atas telah menerima setidaknya satu dosis vaksin virus corona. Selain itu, lebih dari 4,1 juta remaja berusia 12 sampai 17 tahun sudah menerima dosis pertama sejak vaksin Pfizer-BioNTech mendapat izin untuk kelompok usia itu pekan lalu. [Xinhua]