JOHANNESBURG – Seiring terus melonjaknya kasus COVID-19, Pelaksana Tugas Menteri Kesehatan Afrika Selatan Mmamoloko Kubayi mengatakan persetujuan penggunaan vaksin CoronaVac akan meningkatkan program peluncuran vaksinasi di negara tersebut.
“CoronaVac akan meningkatkan pasokan vaksin untuk program peluncuran vaksinasi di Afrika Selatan, selain yang sudah kami terima dari Pfizer dan Johnson & Johnson,” kata Kubayi dalam konferensi pers pada Jumat (9/7).
CoronaVac, yang juga dikenal sebagai vaksin COVID-19 Sinovac, merupakan vaksin virus COVID-19 nonaktif yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi China, Sinovac Biotech. CoronaVac menggunakan virus utuh yang tidak aktif, memaksa sistem imun penerima untuk menyerang bentuk yang tidak berbahaya dari virus itu dengan memproduksi antibodi untuk melawannya, yang nantinya akan menciptakan kekebalan tubuh.
Pada 1 Juni, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memvalidasi vaksin COVID-19 CoronaVac untuk penggunaan darurat.
Vaksin COVID-19 CoronaVac baru-baru ini disetujui untuk digunakan di negara tersebut oleh regulator kesehatan Otoritas Regulator Produk Kesehatan Afrika Selatan (South African Health Products Regulatory Authority).
“Persetujuan itu diberikan saat permintaan vaksin meningkat karena semakin banyak orang yang ingin mendapatkan vaksin. Menyusul persetujuan tersebut, kami menantikan rekomendasi dari Komite Penasihat Menteri untuk Vaksin COVID-19 (Ministerial Advisory Committee on COVID-19 Vaccines/VMAC) agar dapat menindaklanjuti prosesnya. Mereka memahami urgensi masalah ini,” ujar Kubayi. Dia juga menambahkan bahwa perluasan peluncuran vaksin ini akan memungkinkan vaksinasi bagi warga berusia 35 hingga 49 tahun dimulai pada 1 Agustus mendatang.
Sejauh ini, lebih dari 4 juta warga Afrika Selatan telah divaksinasi. [Xinhua]