NEW DELHI – Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India pada Senin (21/6) menepis rumor yang mengklaim bahwa vaksin COVID-19 dapat memengaruhi kesuburan seseorang.
Menyebut rumor itu salah dan tidak berdasar, kementerian mengatakan tidak ada bukti ilmiah untuk membuktikan klaim tersebut.
“Tidak satu pun dari vaksin yang tersedia saat ini yang dapat memengaruhi kesuburan, karena semua vaksin dan kandungannya telah diuji terlebih dahulu pada hewan sebelum diujikan pada manusia untuk menilai apakah vaksin tersebut memiliki efek samping semacam itu. Vaksin diizinkan untuk digunakan hanya setelah keamanan dan kemanjurannya terjamin,” kata pihak kementerian dalam sebuah pernyataan.
“Selain itu, untuk membendung mitos yang umum beredar tentang infertilitas akibat vaksinasi COVID-19, pemerintah India telah mengklarifikasi bahwa tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa vaksinasi COVID-19 dapat menyebabkan kemandulan pada pria maupun wanita,” jelas pernyataan itu.
Sementara itu, Kelompok Ahli Nasional untuk Administrasi Vaksin COVID-19 (National Expert Group on Vaccine Administration for COVID-19/NEGVAC) India telah merekomendasikan vaksinasi COVID-19 untuk semua wanita menyusui, dan menyebutnya aman tanpa perlu adanya penghentian atau jeda menyusui baik sebelum maupun sesudah vaksinasi.
India memulai program vaksinasi COVID-19 pada 16 Januari dengan memberikan dua vaksin buatan India, yaitu Covishield dan Covaxin.
Institut Serum India (Serum Institute of India/SII) memproduksi Covishield dari AstraZeneca-Universitas Oxford, sementara Bharat Biotech yang bermitra dengan Dewan Penelitian Medis India (Indian Council of Medical Research/ICMR) memproduksi Covaxin.
Belakangan, vaksin COVID-19 buatan Rusia, Sputnik V, juga telah digunakan di negara itu. [Xinhua]