YERUSALEM – Tim peneliti Israel menemukan bahwa varian COVID-19 yang terdeteksi di Inggris dan sejumlah negara lainnya 45 persen lebih menular dibanding virus aslinya, demikian disampaikan Universitas Tel Aviv (Tel Aviv University/TAU) di Israel pada Selasa (20/4).
Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Cell Reports Medicine, para peneliti TAU membandingkan angka reproduksi, atau angka R, dari virus COVID-19 asli dengan angka R dari variannya, yang disebut B.1.1.7. Mereka menemukan bahwa varian tersebut hampir 1,5 kali lebih menular.
Jika angka R, indikator yang digunakan untuk menentukan seberapa cepat COVID-19 menyebar, lebih besar dari 1, itu berarti jumlah pasien bertambah dengan laju yang terus meningkat dan semakin tinggi dari waktu ke waktu.
Para peneliti mendasarkan studi mereka pada data dari sekitar 300.000 tes PCR COVID-19 yang didapatkan dari sebuah laboratorium pengujian, menurut studi tersebut.
Pada 24 Desember 2020, ditemukan bahwa hanya 5 persen dari hasil tes COVID-19 yang positif di Israel berkaitan dengan varian B.1.1.7, tetapi persentase tersebut melonjak tajam hingga 90 persen hanya enam pekan setelahnya, dan kini telah mencapai 99,5 persen. [Xinhua]