Sebagian besar responden (70 persen) meyakini bahwa Kanada akan “berjuang sama kerasnya” dalam pandemi berikutnya, sedangkan kurang dari separuh jumlah itu (30 persen) mengatakan negara tersebut dalam “kondisi yang baik” untuk mengatasi bila terjadi pandemi lagi.
OTTAWA, Lebih dari separuh warga Kanada (54 persen) mengatakan mereka memiliki teman dekat atau anggota keluarga yang tertular COVID-19 selama dua tahun terakhir, dan lebih dari satu di antara tiga orang (36 persen) sudah pernah tertular di rumah mereka, ungkap sebuah survei baru pada Kamis (10/3).
Survei onlinetersebut, yang dilakukan oleh Institut Angus Reid dan Canadian Broadcasting Corporation, mengumpulkan sampel acak representatif dari 2.550 warga Kanada berusia 18 tahun ke atas antara 1 hingga 4 Maret tahun ini, dua tahun setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah COVID-19 di seluruh dunia sebagai pandemi.
“Temuan ini mencolok,” sebut Institut Angus Reid. Mayoritas yang sangat besar dari responden (82 persen) percaya pandemi telah memisahkan orang daripada menyatukan orang (18 persen). Sekitar angka yang sama (79 persen) mengatakan bahwa masa pandemi telah mengekspos sisi terburuk, bukan terbaik (21 persen) dari manusia. Hampir dua pertiga (61 persen) mengatakan level belas kasih warga Kanada kepada orang lain telah melemah.
Terlepas dari perkembangan dan hikmah yang didapat selama 24 bulan terakhir, warga Kanada ragu tentang seberapa baik negara mereka telah diperlengkapi untuk menangani pandemi di masa mendatang. Sebagian besar responden (70 persen) meyakini bahwa Kanada akan “berjuang sama kerasnya” dalam pandemi berikutnya, sedangkan kurang dari separuh jumlah itu (30 persen) mengatakan negara tersebut dalam “kondisi yang baik” untuk mengatasi bila terjadi pandemi lagi.
Tujuh dari 10 warga Kanada (72 persen) pernah menunda perjalanan dalam dua tahun terakhir. Setengahnya (48 persen) pernah menunda janji medis, sedangkan seperempatnya (26 persen) pernah menunda operasi atau prosedur medis yang lebih serius, ungkap temuan-temuan utama dari survei ini.
Dalam pembaruan berita yang disampaikan CTV pada Kamis, negara dengan populasi 37 juta jiwa tersebut melaporkan total kasus COVID-19 nasional di angka 3.349.193 kasus dengan 37.222 kematian terkait. [Xinhua]