BEIRUT – Selama tiga pekan terakhir, Lebanon mencatat penurunan signifikan dalam hal jumlah kasus infeksi COVID-19, mendorong otoritas Lebanon untuk melonggarkan pembatasan dengan mengizinkan lebih banyak perkumpulan dan acara sosial digelar di negara tersebut.
Ghassan Aawar, seorang dokter spesialis penyakit menular, mengatakan kepada Xinhua bahwa situasi pandemi di Lebanon sudah jauh lebih baik, dan dia tidak lagi menerima banyak panggilan telepon dari warga yang terinfeksi mengenai anjuran perawatan.
“Sebelumnya saya dan rekan-rekan tiap hari menerima tiga sampai empat panggilan telepon dari warga yang terinfeksi, namun saat ini kami hanya menerima satu hingga dua panggilan telepon per pekan, yang merupakan sebuah perubahan besar,” kata Aawar.
Aawar mengatakan jumlah kasus COVID-19 sudah menurun, tetapi pandemi belum berakhir.
Terlepas dari penurunan signifikan jumlah kasus infeksi dalam tiga pekan terakhir, para pakar kesehatan memperingatkan warga tentang potensi lonjakan kembali akibat kedatangan ekspatriat ke negara tersebut.
Menurut Aawar, kasus infeksi dalam tiga sampai empat hari terakhir bahkan mengalami kenaikan tipis. Dia juga menyerukan agar warga berkomitmen untuk melakukan langkah-langkah pencegahan dengan benar.
Senada dengan Aawar, Ahmad al-Rayes, seorang peneliti medis, juga menyerukan dilakukannya penerapan langkah-langkah pencegahan oleh warga dan otoritas Lebanon seiring kedatangan ekspatriat ke negara itu, demi mencegah penularan galur baru virus corona.
Otoritas Lebanon akhir bulan lalu merilis sejumlah kebijakan baru dengan harapan untuk mencegah lonjakan kembali kasus.
Kebijakan-kebijakan baru itu mewajibkan pendatang dari Inggris dan Brasil menunjukkan hasil tes PCR negatif yang diterima dalam kurun waktu 96 jam sebelum terbang ke Lebanon.
Para pendatang juga harus melakukan tes PCR di bandara Beirut dan bersedia memesan kamar untuk lima hari di hotel yang ditentukan oleh Kementerian Pariwisata Lebanon, papar kebijakan baru itu.
Saat ini, jumlah kasus infeksi COVID-19 di Lebanon tercatat di angka 543.371, sementara total kematian akibat virus itu mencapai 7.819.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Beirut.(XHTV)