WELLINGTON – Perjalanan bebas karantina dari seluruh negara bagian dan teritori di Australia ke Selandia Baru ditangguhkan akibat situasi COVID-19 yang memburuk di sana.
Mulai Jumat (23/7) pukul 23.59, warga Australia tidak lagi dapat memasuki Selandia Baru tanpa menjalani karantina.
Keputusan tersebut akan diberlakukan setidaknya selama delapan pekan ke depan, demikian diumumkan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern dalam konferensi pers pada Jumat.
Dalam tujuh hari ke depan, akan diatur penerbangan kembali bagi warga Selandia Baru dari semua negara bagian dan teritori di Australia dengan mewajibkan bukti tes COVID-19 negatif prakeberangkatan, kata Ardern.
Selain itu, mereka yang telah berada di New South Wales, Australia, masih harus mendatangi fasilitas isolasi dan karantina yang dikelola pemerintah selama 14 hari.
Bagi warga yang telah berada di Victoria, Australia, mereka harus menjalani isolasi mandiri sekembalinya ke Selandia Baru dan memiliki hasil tes negatif yang diambil dalam waktu tiga hari, ujarnya.
Pemerintah Selandia Baru bekerja sama dengan maskapai-maskapai penerbangan untuk memastikan tersedianya penerbangan selama periode ini, dan memperpanjang ketersediaan ini selama beberapa hari jika diperlukan, kata perdana menteri itu.
Keputusan menangguhkan perjalanan tersebut mengikuti saran kesehatan masyarakat terbaru dari pejabat terkait meningkatnya jumlah kasus dan lokasi yang menjadi perhatian di seluruh Australia dalam beberapa hari dan pekan terakhir ini, ujarnya.
“Sekarang ada banyak wabah, dan dalam berbagai tahap pembendungan, tiga negara bagian terpaksa menerapkan karantina wilayah (lockdown).
Risiko kesehatan bagi warga Selandia Baru dari kasus-kasus ini terus meningkat,” kata Ardern.
“Kami selalu mengatakan bahwa respons kami akan berkembang seiring berkembangnya virus itu. Ini bukan keputusan yang kami ambil dengan mudah, tetapi ini keputusan yang tepat guna menjaga keselamatan warga Selandia Baru,” ujarnya.
Menteri Tanggap COVID-19 Selandia Baru Chris Hipkins mengatakan bahwa pemerintah Selandia Baru memahami rasa frustrasi dan ketidaknyamanan yang timbul dari berbagai gangguan pada perjalanan Trans-Tasman, atau perjalanan bebas karantina antara Selandia Baru dan Australia.
“Mengingat tingginya tingkat penularan varian Delta, dan fakta bahwa saat ini terdapat banyak klaster di masyarakat, keputusan ini tepat untuk dilakukan guna menjaga COVID-19 tidak memasuki Selandia Baru,” tambah Hipkins.
Perjalanan Trans-Tasman dilanjutkan pada April setelah Selandia Baru menutup perbatasannya sejak dimulainya pandemi COVID-19 awal tahun lalu.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Wellington. (XHTV)