WELLINGTON – Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap perawatan kesehatan primer dan memastikan akses yang lebih adil untuk semua warga Selandia Baru merupakan dua faktor pendorong utama reformasi sektor kesehatan, demikian disampaikan Menteri Kesehatan Selandia Baru Andrew Little pada Rabu (21/4).
“Kami akan memberikan perhatian secara objektif terhadap layanan kesehatan dasar dan masyarakat serta akan menghapus duplikasi dan birokrasi antarwilayah yang tidak perlu, sehingga tenaga kesehatan kami dapat melakukan yang terbaik, menjaga masyarakat dengan baik,” ujar Little dalam pernyataannya.
Reformasi tersebut berarti bahwa untuk pertama kalinya, Selandia Baru akan memiliki sistem kesehatan nasional yang sesungguhnya, dan jenis perawatan yang diperoleh masyarakat tidak lagi ditentukan oleh tempat tinggal mereka, katanya.
Dalam reformasi itu, seluruh 20 dewan kesehatan distrik akan diganti dengan sebuah badan nasional baru, Health New Zealand, yang akan bertanggung jawab mengelola rumah sakit dan memberikan layanan kesehatan primer dan masyarakat. Badan itu akan memiliki empat divisi regional, kata sang menteri.
Diungkapkan Little, tanggung jawab untuk urusan kesehatan masyarakat akan diserahkan kepada Otoritas Kesehatan Masyarakat yang baru, dan Otoritas Kesehatan Maori yang baru akan memantau situasi kesehatan Maori dan memiliki wewenang untuk memberikan layanan secara langsung.
Sistem tersebut akan dipantau oleh Kementerian Kesehatan Selandia Baru yang diperkuat, yang juga akan memberikan saran kepada pemerintah terkait masalah kebijakan, tambah Little.
Perubahan tersebut dilakukan sebagai respons terhadap Health and Disability System Review (HDSR), yang menemukan bahwa sistem kesehatan masyarakat berada di bawah tekanan dan bahwa perhatian yang lebih besar terhadap perawatan kesehatan primer memiliki potensi terbesar untuk meningkatkan kesehatan warga Selandia Baru.
“Reformasi itu menandai perubahan fokus pada sistem kesehatan. Kami akan merawat masyarakat sebelum mereka sakit agar mereka tidak perlu pergi ke rumah sakit, sehingga tekanan di rumah sakit dapat berkurang,” kata Little.
“Kita semua tahu betapa lemahnya rumah sakit dan layanan spesialis kita, dan hal itu terutama dikarenakan orang-orang tidak mendapatkan perawatan kesehatan yang mereka butuhkan, dan ketika mereka membutuhkannya, untuk menghentikan sakit mereka menjadi lebih parah,” sebutnya.
Reformasi tersebut juga akan memastikan bahwa sistem itu mampu mengatasi dampak populasi yang menua dan merespons lebih cepat krisis kesehatan masyarakat seperti pandemi COVID-19, tambahnya.
Reformasi tersebut akan dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu lebih dari tiga tahun untuk memastikan layanan-layanan yang sudah ada sebelumnya, termasuk peluncuran program vaksinasi COVID-19, tidak terganggu, imbuh sang menteri. [Xinhua]