“Situasi COVID-19 semakin memburuk,” kata Hendrick Wuest, Kepala Pemerintahan Rhine-Westphalia Utara, menekankan bahwa wilayah timur dan selatan Jerman terdampak parah.
BERLIN, Seiring tingkat penularan COVID-19 di Jerman meningkat ke level tertingginya sampai saat ini, beberapa dari 16 negara bagian federal di negara itu pada Selasa (16/11) mulai membatasi akses menuju acara, restoran, dan bar bagi pengunjung yang belum divaksinasi.
Rhine-Westphalia Utara, negara bagian berpenduduk terbanyak di Jerman, ikut dimasukkan ke dalam daftar negara bagian yang saat ini menerapkan apa yang disebut sebagai “aturan 2G” itu. Istilah 2G sendiri berarti “geimpft” (telah divaksinasi) dan “getestet” (telah menjalani tes).
Untuk dapat menghadiri berbagai acara selama musim Karnaval Jerman, yang juga dikenal dengan sebutan “Musim Kelima” yang dimulai pada 11 November, warga juga harus mematuhi aturan baru itu, yang menyebutkan bahwa individu yang sudah divaksinasi atau sembuh juga wajib menunjukkan hasil tes negatif COVID-19 terbaru. Anak-anak dan remaja dibebaskan dari sebagian besar aturan ini.
“Situasi COVID-19 semakin memburuk,” kata Hendrick Wuest, Kepala Pemerintahan Rhine-Westphalia Utara dalam konferensi pers pada Selasa, seraya menekankan bahwa wilayah timur dan selatan Jerman terdampak parah.
Bertambah lebih dari 100 kasus dalam sepekan, tingkat kemunculan COVID-19 selama periode tujuh hari di Jerman tercatat di angka 312,4 kasus per 100.000 penduduk, yang membukukan rekor tertinggi baru, pada Selasa, menurut Institut Robert Koch (Robert Koch Institute/RKI), lembaga pemerintah federal yang menangani pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
Pekan lalu, jumlah kasus infeksi baru harian menembus angka 50.000 untuk kali pertama sejak pandemi mulai merebak. Pada Selasa, RKI mencatat 32.048 kasus infeksi baru.
Lonjakan kasus menambah tekanan bagi para negosiator dalam pembicaraan koalisi pemerintah yang tengah berlangsung. Diskusi antara Partai Sosial Demokrat, Partai Hijau, dan Partai Liberal Demokrat memasuki putaran akhir pada Senin (15/11).
Reformasi terhadap Undang-Undang Perlindungan Infeksi negara itu diperkirakan akan diadopsi oleh Bundestag, majelis rendah parlemen Jerman, pada Kamis (18/11). Pada hari yang sama, para kepala pemerintahan negara bagian federal dijadwalkan bertemu guna menyepakati sebuah pendekatan seragam untuk memerangi gelombang keempat COVID-19.
“Pekan ini, keputusan-keputusan yang diperlukan akhirnya akan dibuat, dan yang terpenting, keseragaman yang kita butuhkan untuk diterima oleh masyarakat akan disepakati,” kata Pelaksana Tugas Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn kepada lembaga penyiaran ZDF pada Senin, seraya menyampaikan kembali harapannya atas regulasi 2G yang seragam di seluruh Jerman. [Xinhua]