LONDON – Sebagian besar pembatasan terkait virus corona di Inggris akan berakhir pada 19 Juli sebagai bagian dari langkah terakhir dalam peta jalan negara itu untuk mencabut penerapan karantina wilayah (lockdown), demikian konfirmasi Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson pada Senin (5/7).
Mulai 19 Juli, penggunaan masker dan aturan jaga jarak tidak lagi diwajibkan secara hukum di Inggris, kata Johnson dalam sebuah konferensi pers di Downing Street.
Aturan pembatasan pertemuan enam orang di dalam kediaman pribadi juga akan dihapus dan pedoman bekerja dari rumah akan dicabut, tutur sang PM.
Pemerintah Inggris hanya bertanggung jawab terhadap penerapan pembatasan virus corona di Inggris. Pemerintah di Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara bertanggung jawab atas kebijakan mereka masing-masing dalam kaitannya dengan masalah kesehatan masyarakat.
Sebelumnya, Johnson mengumumkan penundaan empat pekan terkait langkah terakhir rencana Inggris untuk mencabut pembatasan COVID-19 hingga 19 Juli, di tengah lonjakan kasus varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India.
Inggris melaporkan tambahan 27.334 kasus baru virus corona dalam periode 24 jam, membuat total kasus virus corona di negara tersebut menjadi 4.930.534, menurut data resmi yang dirilis pada Senin.
Inggris juga melaporkan tambahan sembilan kematian terkait virus corona. Total kematian terkait virus corona di negara itu kini mencapai 128.231. Angka tersebut hanya mencakup orang-orang yang meninggal dalam waktu 28 hari setelah pertama kali teruji positif.
Lebih dari 45,3 juta orang di Inggris telah menerima dosis pertama vaksin COVID-19 dan lebih dari 33,7 juta orang telah menerima dua dosis, tunjuk data resmi.
Demi mengembalikan kehidupan normal, negara-negara seperti Inggris, China, Rusia, Amerika Serikat, serta Uni Eropa berpacu dengan waktu untuk meluncurkan vaksin virus corona. [Xinhua]