Sebuah pemberitaan yang dirilis pada Rabu mengatakan bahwa respons pandemi pemerintahan Trump dipandu oleh strategi “America First” yang sama yang ditanamkan dalam aparat keamanan nasional negara tersebut. Ini pada akhirnya mengisolasi Amerika dan menyepelekan pentingnya kerja sama internasional.
WASHINGTON, Respons pemerintahan mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap pandemi COVID-19 hanya berfokus pada melindungi AS dan tidak berkomitmen untuk berbagi sumber daya dengan negara-negara yang rentan. Ini menyebabkan kelambatan dalam membendung penyebaran pandemi secara global, demikian dilaporkan outlet media AS Politico.
Laporan itu didasarkan pada wawancara dengan lima pejabat AS aktif dan mantan pejabat yang bekerja di bawah pemerintahan Trump untuk respons pandemi pemerintah federal.
Menurut laporan yang dirilis pada Rabu (1/12) itu, para pejabat itu mengatakan respons pandemi pemerintahan Trump dipandu oleh strategi “America First” yang sama yang ditanamkan dalam aparat keamanan nasional negara tersebut. Ini pada akhirnya mengisolasi Amerika dan menyepelekan pentingnya kerja sama internasional.
Laporan itu mengatakan para pejabat “menggambarkan Gedung Putih dan lembaga kesehatannya terpaku pada satu tujuan, yaitu memperoleh cukup obat-obatan dan alat pelindung diri (APD) untuk melindungi rakyat AS dari COVID-19. Namun, strategi itu, yang didesak secara langsung oleh Trump dan para pembantu seniornya, lalai mempertimbangkan secara serius ancaman varian (virus corona) dan penyebaran infeksi jika negara-negara berpenghasilan rendah dibiarkan tidak terlindungi.”
Selain itu, pemerintahan Trump juga tidak “mengembangkan strategi untuk membantu bagian dunia lainnya untuk mendapatkan akses terhadap vaksin atau mengembangkan infrastruktur yang diperlukan untuk mendistribusikan vaksin,” katanya.
Pemerintahan Presiden Joe Biden saat ini “gagal mengindahkan seruan dari dalam Operation Warp Speed, kelompok yang bertugas mempercepat pengadaan vaksin, untuk mengirim kelebihan dosis ke luar negeri sebelum kedaluwarsa.”
Tim Biden akhirnya memulai donasi vaksin internasional pada musim panas 2021, mengklaim bahwa pada April surplus vaksin telah mencapai tingkat yang cukup untuk dibagikan ke luar negeri, ungkap laporan itu.
“Namun, tetap saja, kegagalan untuk bertindak lebih cepat dan untuk mengembangkan rencana yang lebih komprehensif guna membantu negara-negara miskin di seluruh dunia mengakses dan mendistribusikan dosis vaksin telah menimbulkan rasa frustrasi baru di kalangan kelompok advokasi kesehatan internasional yang mengatakan varian Omicron sebagian merupakan hasil dari kelambanan tersebut,” kata laporan itu.
Meskipun upaya donasi sedang berlangsung, AS “lamban untuk memberikan dosis (vaksin COVID-19) ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, dan hanya mengirim sebagian kecil dari total donasinya ke Benua Afrika,” katanya. [Xinhua]