BRUSSEL – Badan Obat-obatan Eropa (European Medicines Agency/EMA) sudah memulai proses rolling review atau peninjauan bergulir terhadap vaksin COVID-19 yang dikembangkan perusahaan Sinovac China, kandidat vaksin terbaru yang berharap dapat mengantongi persetujuan untuk digunakan di blok tersebut.
Dalam pernyataan pers yang dirilis pada Selasa (4/5), EMA mengumumkan bahwa pendaftaran vaksin itu diajukan oleh Life’On S.r.l. yang berbasis di Italia.
“Vaksin itu memicu produksi antibodi yang menyasar SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, dan dapat membantu memberikan perlindungan dari penyakit tersebut,” papar EMA. Vaksin buatan China itu menggunakan bentuk nonaktif dari SARS-CoV-2, yang tidak dapat menimbulkan penyakit itu. Setelah menjalani inokulasi, orang yang sudah divaksinasi akan mulai memproduksi antibodi terhadap virus tersebut, dan menjadi siap untuk melawan virus itu jika terjadi kontak di kemudian hari, menurut EMA.
Sinovac akan dievaluasi dengan standar normal Uni Eropa (UE) untuk efektivitas, keamanan, dan kualitasnya, menurut lembaga tersebut.
Sejauh ini, empat vaksin yang dikembangkan oleh BioNTech/Pfizer, Moderna, AstraZeneca, dan Johnson & Johnson, telah mengantongi izin pemasaran bersyarat.
Empat vaksin lainnya kini tengah menjalani rolling review, yakni Sinovac, CureVac, Novavax, dan Sputnik V. Rolling review merupakan instrumen regulasi yang digunakan EMA guna mempercepat proses penilaian terhadap obat potensial dalam situasi darurat kesehatan masyarakat.
Saat ini, tidak ada negara anggota UE yang menggunakan vaksin Sinovac. Namun, Hongaria, yang merupakan negara anggota blok tersebut, memutuskan untuk memvaksinasi penduduknya menggunakan vaksin COVID-19 Sinopharm, yang juga merupakan vaksin buatan China. [Xinhua]