PARIS – Para pelancong yang tiba dari Inggris akan diminta menjalani karantina mandiri wajib karena adanya penyebaran varian virus yang pertama kali terdeteksi di India, demikian diumumkan juru bicara pemerintah Prancis Gabriel Attal pada Rabu (26/5).
Rincian terkait langkah baru itu akan diinformasikan dalam beberapa jam mendatang, ujar Attal dalam konferensi pers setelah rapat kabinet.
Sejak akhir April, Prancis telah memerintahkan aturan karantina 10 hari yang ketat untuk semua kedatangan dari 16 negara termasuk Chile, Afrika Selatan, Brasil, Argentina, India, Turki, dan beberapa negara Teluk, tempat galur virus corona baru tengah aktif.
Para pelancong dari negara-negara berisiko tinggi diharuskan menunjukkan tes polymerase chain reaction (PCR) dengan hasil negatif yang dilakukan kurang dari 36 jam sebelum keberangkatan.
Di Prancis, penyebaran galur baru COVID-19 cukup stabil, kata Attal, seraya menyebutkan bahwa “kondisi sanitasi terus membaik secara signifikan.”
Jumlah kasus baru COVID-19 turun 15 persen dalam sepekan dan kurang dari 20.000 pasien menerima perawatan di rumah sakit, turun 2.600 dari pekan lalu sekaligus mencapai level terendah sejak akhir Oktober 2020, tambahnya.
Pada Selasa (25/5), sebanyak 3.155 kasus dilaporkan, sehingga total kumulatif kasus menjadi 5,6 juta, termasuk 108.879 kematian, menurut data yang dirilis oleh otoritas kesehatan Prancis.
Jumlah pasien sakit kritis yang berada dalam perawatan intensif, sebuah indikator kunci untuk mengevaluasi kemampuan sistem kesehatan guna mengatasi krisis kesehatan, turun selama tiga pekan berturut-turut menjadi 3.447, turun dari sekitar 6.000 pada akhir April. [Xinhua]