Peru mengumumkan gelombang ketiga kasus COVID-19 di wilayahnya pada Selasa (4/1), yang dipercepat oleh munculnya varian Omicron pada Desember.
LIMA, Kementerian Kesehatan Peru pada Kamis (6/1) melaporkan kasus kematian pertama akibat “flurona” (infeksi gabungan flu dan COVID-19), yang melibatkan seorang pasien berusia 87 tahun dengan penyakit bawaan dan belum mendapatkan vaksinasi COVID-19.
Korban meninggal tersebut merupakan satu dari tiga kasus flurona yang terdeteksi di wilayah Amazonas, Peru utara, menurut Cesar Munayco, seorang peneliti di Pusat Epidemiologi, Pencegahan, dan Pengendalian Penyakit Nasional Peru.
Dua kasus lainnya merupakan seorang anak dan seorang warga berusia 40 tahun yang telah divaksinasi lengkap, kata Munayco.
Mereka yang terinfeksi menunjukkan sejumlah gejala seperti batuk, sakit tenggorokan, dan kelelahan, kata Munayco, seraya mendesak masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 dan influenza karena dapat “mengurangi risiko kematian.”
“Vaksinasi penting untuk diperhitungkan, karena saat ini kita mencatat wabah influenza H3N2 skala besar di wilayah hutan negara ini, seperti (wilayah) Loreto, San Martin, Amazonas, dan Ucayali,” demikian diperingatkan Munayco.
Peru mengumumkan gelombang ketiga kasus COVID-19 di wilayahnya pada Selasa, yang dipercepat oleh munculnya varian Omicron pada Desember, dan sejauh ini telah memicu 309 kasus terkonfirmasi di negara Amerika Selatan ini. [Xinhua]