JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (7/5) menyetujui penggunaan darurat vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Sinopharm China, sebuah langkah yang disambut luas oleh para pejabat dan ahli di seluruh dunia serta akan bermanfaat bagi upaya global melawan pandemi.
Ini adalah “kesuksesan dan manfaat besar bagi dunia” karena vaksin COVID-19 Sinopharm yang disetujui oleh WHO terbukti sangat efektif di berbagai negara termasuk Pakistan, tempat vaksin tersebut sedang diberikan, kata Musarrat Amin, seorang analis keamanan strategis Pakistan.
Saat ini dunia tengah menderita karena COVID-19 dan vaksin Sinopharm merupakan berkah karena persyaratan penyimpanannya yang mudah, dan akan menjadikannya vaksin yang diminati oleh ekonomi berpenghasilan rendah di negara-negara dunia ketiga, lanjut Amin.
“Vaksin Sinopharm yang ditambahkan dalam program COVAX WHO merupakan kelegaan besar bagi negara-negara dunia ketiga,” imbuhnya.
COVAX adalah inisiatif yang dipimpin oleh kemitraan dan lembaga internasional, termasuk WHO, untuk memastikan vaksin COVID-19 didistribusikan secara adil.
Persetujuan darurat WHO untuk vaksin COVID-19 Sinopharm adalah “langkah di jalur yang tepat” dan merupakan “upaya besar untuk membantu mengalahkan virus corona di negara-negara berkembang,” kata Abbas Zaki, anggota Komite Sentral Fatah sekaligus Komisaris Jenderal Fatah untuk Urusan Arab dan China, kepada Xinhua.
Sebelum keputusan WHO tersebut, vaksin China telah digunakan di puluhan negara berkembang, termasuk Palestina, serta “memberikan keyakinan dan kenyamanan bagi negara-negara berkembang karena keamanan dan keefektifan vaksin itu,” lanjutnya.
Bangladesh sangat senang saat mengetahui keputusan WHO untuk menyertakan vaksin buatan China itu ke dalam Daftar Penggunaan Darurat, yang tentunya merupakan “berkah besar bagi seluruh dunia dalam upaya memerangi penyakit mematikan itu,” kata Mushtuq Hossain, seorang penasihat di Institut Epidemiologi, Pengendalian Penyakit, dan Riset di bawah naungan Kementerian Kesehatan Bangladesh, dalam sebuah wawancara dengan Xinhua.
Dikatakan Hossain bahwa badan pengatur obat-obatan Bangladesh telah menyetujui penggunaan darurat vaksin Sinopharm di negara tersebut, dan keputusan WHO akan semakin memfasilitasi vaksinasi bagi lebih banyak warga Bangladesh.
Kementerian Kesehatan Brunei pada Sabtu (8/5) membagikan informasi terkait persetujuan penggunaan darurat vaksin Sinopharm oleh WHO dengan media setempat, seraya meminta publikasi di platform masing-masing untuk menginformasikan kepada publik bahwa semua vaksin yang digunakan di Brunei mendapat dukungan WHO dan mendorong vaksinasi yang lebih luas.
Sebuah laporan yang diterbitkan baru-baru ini di jurnal Nature Inggris mencatat bahwa sertifikasi dari WHO dapat membantu “mengatasi kekurangan vaksin yang tersedia melalui COVAX saat ini,” serta dapat membuka peluang bagi “distribusi yang luas di negara-negara berpenghasilan rendah melalui inisiatif COVAX.”
“Bagi banyak negara, vaksin China adalah satu-satunya yang dapat diakses,” menurut laporan itu, menambahkan bahwa para peneliti di negara-negara lain seperti Brasil, Turki, dan Chile “mulai melihat bukti dari efek vaksin itu dalam mengendalikan pandemi.”
China telah memenuhi komitmennya untuk menjadikan vaksin COVID-19 sebagai barang publik global “ketika suntikan vaksin tidak tersedia di banyak tempat atau dinasionalisasi,” kata Amin.[Xinhua]