NEW DELHI – Pengadilan tinggi di ibu kota India, New Delhi, pada Jumat (18/6) mengatakan bahwa pelanggaran protokol COVID-19 di pasar-pasar kota akan mempercepat gelombang ketiga virus tersebut, kata para pejabat.
Pernyataan itu muncul ketika pengadilan tersebut mencatat pelanggaran COVID-19 di pasar-pasar di New Delhi setelah pelonggaran pembatasan masif awal pekan ini.
Pihak pengadilan meminta otoritas untuk mengedukasi para pemilik toko dan mengambil tindakan tegas terhadap pelanggar protokol COVID-19.
Dengan kerumunan pembeli di pasar dan restoran serta kembali beroperasinya bisnis di tengah relaksasi bertahap di New Delhi, para dokter juga memperingatkan bahwa kota itu berpotensi menghadapi “situasi yang lebih buruk dibandingkan gelombang kedua” jika warga tidak mematuhi norma-norma keselamatan.
Pengadilan itu mengatakan jika pelanggaran protokol COVID-19 berlanjut, “kita akan berada dalam masalah besar.”
“Kita telah membayar harga yang mahal pada gelombang kedua. Kita tidak tahu apakah ada rumah tangga yang tidak menderita pada gelombang kedua, baik dekat maupun jauh,” kata pengadilan.
Pengadilan tinggi tersebut mengatakan gelombang kedua COVID-19 masih melekat kuat di ingatan begitu banyak orang.
“Pelanggaran seperti itu hanya akan mempercepat gelombang ketiga, yang kemungkinan akan datang dan ini tidak dapat dibiarkan,” kata pengadilan.
Toko-toko, pusat perbelanjaan, restoran, dan lalu lintas umum di Delhi kembali dibuka pada Senin (14/6) seiring dengan penurunan kasus COVID-19 yang stabil dalam beberapa pekan terakhir.
Pada Jumat pagi, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India mengatakan Delhi melaporkan 158 kasus baru COVID-19 dan 10 kematian. [Xinhua]