Didirikan pada 1994, MRCTCM merupakan bentuk kerja sama di bidang kesehatan antara China dan Malta, dengan sekitar 100 dokter China sejauh ini telah merawat kurang lebih 200.000 pasien.
VALLETTA, Sekitar enam bulan lalu, Daniel Bugeja hampir tidak dapat berjalan karena sakit punggung dan kaki akibat nyeri pinggul atau skiatika yang dideritanya. Keadaan Bugeja tidak kunjung membaik kendati dia telah meminum banyak pil, dan kondisinya kian memburuk ketika dia terinfeksi COVID-19.
Namun, setelah menjalani perawatan akupunktur di Pusat Regional Mediterania untuk Pengobatan Tradisional China (Mediterranean Regional Center for Traditional Chinese Medicine/MRCTCM) di Malta, Bugeja mendapatkan kembali “kebebasannya” dan kehidupan sosialnya.
Warga negara Malta berusia 51 tahun yang bekerja di sebuah departemen pemerintah itu memulai pengobatan TCM pada November tahun lalu. Dia telah menderita penyakit yang melemahkan tubuhnya itu sejak dua tahun sebelumnya.
Sejauh ini, Bugeja telah menjalani pengobatan TCM sebanyak hampir 20 kali. “TCM membantu saya mendapatkan kembali hidup saya,” tuturnya kepada Xinhua.
Didirikan pada 1994, MRCTCM merupakan bentuk kerja sama di bidang kesehatan antara China dan Malta, dengan sekitar 100 dokter China sejauh ini telah merawat kurang lebih 200.000 pasien.

Bugeja pertama kali mencoba akupunktur setelah seorang teman merekomendasikannya. Setelah mencobanya sendiri, ia kini merekomendasikan akupunktur kepada teman-teman lain yang menghadapi masalah serupa, bahkan jika mereka takut pada jarum suntik.
Pada akhir Desember, Bugeja menghabiskan tiga hari di ranjang rumah sakit dan menjalani karantina di rumah selama 14 hari setelah terinfeksi COVID-19. Namun, bahkan setelah sembuh, Bugeja masih mengalami batuk dan merasa sangat lesu. Dia bahkan kesulitan untuk menaiki tangga.
Ketika dia memulai kembali perawatan di MRCTCM untuk penyakit skiatika, dokternya, Zhou Lingyun, menyarankannya untuk mencoba akupunktur untuk mengobati batuknya dan memulihkan kekuatannya.
“Saya tidak minum obat apa pun dan batuknya hilang,” kata Bugeja.
Mengenai penyakit skiatika yang dideritanya, dokter sebelumnya yang ditemui Bugeja mengatakan bahwa dia harus hidup dengan rasa sakit akibat penyakitnya, dan dia telah menerima kondisi itu. Pil yang diminumnya membuatnya cemas dan sakit perut. Tidak ada yang berhasil, sampai dia mendapatkan pengobatan TCM.

“Sekarang punggung saya baik-baik saja!” ujarnya kepada Xinhua.
Dia sebelumnya tertarik dengan budaya Asia, dan mengetahui tentang TCM. Namun, Bugeja berkata:
“Saya tidak pernah berpikir saya akan menggunakan (TCM) untuk diri sendiri,” katanya. “Kini, saya memberitahu orang-orang untuk ‘pergi ke klinik China dan Anda akan sehat’.” Selesai