WASHINGTON – Warga keturunan Afrika-Amerika yang tertular COVID-19 menerima lebih sedikit perawatan lanjutan, kata sebuah artikel yang dipublikasikan pada Minggu (10/10) di situs web berita seputar warga kulit hitam Amerika Serikat (AS) TheGrio.
Artikel itu mengutip sebuah studi yang dilakukan oleh Journal of Post-Acute and Long Term Care Medicine di Michigan, yang menggunakan data 2.217 pasien COVID-19 selama periode 60 hari mulai 16 Maret hingga 1 Juli 2020.
Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa para pasien dari kalangan warga kulit hitam AS yang dinyatakan positif COVID-19 memiliki tingkat tindak lanjut terendah dari dokter setelah pemulangan awal mereka. Selain itu, pasien kulit hitam AS memiliki gap terpanjang antara waktu pemulangan dan kembali ke tempat kerja, imbuh artikel tersebut. [Xinhua]