BRUSSEL – Anggota parlemen Eropa pada Kamis (29/4) mengatakan bahwa “sertifikat COVID-19”, bukan “Sertifikat Hijau Digital” seperti yang diusulkan Komisi Eropa, yang direncanakan Uni Eropa (UE) dengan tujuan untuk memfasilitasi perjalanan di seluruh blok tersebut seharusnya cukup untuk memungkinkan pergerakan bebas pada musim panas nanti.
Pada Kamis, anggota Parlemen Eropa mengadopsi posisi negosiasi mereka terhadap usulan Komisi Eropa, yang menyatakan bahwa pemerintah negara anggota UE tidak perlu mewajibkan karantina, tes ataupun isolasi mandiri bagi pemegang sertifikat.
Dalam proposal yang diajukan pada Maret tersebut, Komisi Eropa mengatakan sistem sementara itu akan ditangguhkan begitu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakhiri status darurat kesehatan internasional COVID-19.
Parlemen Eropa pada Kamis bersikeras bahwa “sertifikat COVID-19 UE” yang baru ini perlu diberlakukan selama maksimal 12 bulan.
Menyusul pemungutan suara pada Rabu (28/4), yang hasilnya diumumkan pada Kamis, negosiasi antara Parlemen Eropa dan Dewan UE dapat dimulai dengan target mendapatkan persetujuan untuk kesepakatan pada Juni nanti, sebelum musim panas mulai.
Bulan lalu, Komisi Eropa mengusulkan agar sertifikat tersebut diberikan kepada penduduk UE yang dapat membuktikan bahwa mereka telah divaksinasi, juga mereka yang memiliki hasil tes negatif yang masih baru atau dapat membuktikan bahwa mereka telah sembuh.
Anggota Parlemen Eropa juga menekankan bahwa sertifikat ini tidak boleh dijadikan sebagai dokumen perjalanan atau menjadi prasyarat untuk menggunakan hak bergerak bebas. Lebih lanjut, mereka yang belum divaksinasi atau tidak mampu membayar tes harus diberikan tes yang dapat diakses, tepat waktu, dan bebas biaya. Menurut prediksi Komisi Eropa, sekitar 70 persen populasi orang dewasa di UE kemungkinan akan divaksinasi per Juli mendatang. [Xinhua]