MOSKOW – Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa virus corona yang saat ini menyebar tidak dibuat di laboratorium, melainkan hasil mutasi dari dua virus corona yang terkait erat, demikian dilaporkan kantor berita Rusia RIA Novosti.
Didier Pitte, kepala layanan pencegahan dan pengendalian penyakit menular di Rumah Sakit Universitas Jenewa, mengatakan kepada RIA Novosti bahwa melacak mutasi virus dari waktu ke waktu dan menemukan sesuatu yang terkait dengan asal-usul virus corona saat ini adalah sesuatu yang mungkin terjadi.
“Virus yang kita sebut COVID-19 ini hanyalah salah satu dari virus-virus corona … karena virus corona kerap bermutasi, kita dapat melacak mutasi ini dari waktu ke waktu,” ujar Pitte.
Para ilmuwan menjelaskan bahwa orang dapat memulihkan dan mempelajari berbagai fase perubahan protein S virus tersebut, dan dengan demikian melacak kembali susunan genetik awal COVID-19.
Virus itu dapat menginfeksi orang karena mutasi pada protein S dari dua virus corona, yang bisa terjadi melalui inang perantara, tuturnya, seraya menambahkan bahwa ini terjadi sebelum penyakit itu terdeteksi di Wuhan.
“Kita dapat melihat bahwa pada awal transformasi-transformasi ini, ada kehadiran genetik dari dua virus corona,” lanjutnya.
“Fakta bahwa ada dua virus corona yang materi genetiknya menyebabkan perubahan pada protein S memberikan bukti yang menentang teori bahwa asal-usul virus itu buatan manusia,” imbuh Pitte. [Xinhua]