INDIA – Ketua Kelompok Kerja COVID-19 India dari Kelompok Penasihat Teknis Nasional untuk Imunisasi (National Technical Advisory Group on Immunisation/NTAGI) sekaligus Wakil Ketua Konsorsium Genomik SARS-COV-2 India (Indian SARS-COV-2 Genomics Consortia/INSACOG) Dr. N.K. Arora pada Senin (19/7) menyampaikan bahwa B.1.617.2 atau dikenal sebagai varian Delta lebih mudah menular sekitar 40-60 persen dibandingkan varian Alpha.
“Varian (Delta) ini memiliki mutasi pada protein lonjakan (spike protein), yang membantunya lebih kuat mengikat reseptor ACE2 yang ada pada permukaan sel, menjadikannya lebih mudah menular dan mampu menghindari imun tubuh. Varian itu lebih mudah menular sekitar 40-60 persen dibandingkan pendahulunya (varian Alpha), dan telah merebak ke lebih dari 80 negara, termasuk Inggris, Amerika Serikat, Singapura, dan lain-lain,” tutur Arora seperti dikutip Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India.
INSACOG merupakan konsorsium 28 laboratorium yang dibentuk oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India pada akhir Desember lalu. Sejak saat itu, badan itu telah melakukan pengurutan genom dan analisis virus COVID-19 yang merebak, serta mengaitkan tren epidemiologi dengan varian-varian genom.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari New Delhi. (XHTV)