LONDON – Menteri Kesehatan (Menkes) Inggris Matt Hancock pada Kamis (27/5) mengatakan bahwa hampir setengah, dan mungkin tiga perempat, dari semua kasus baru di Inggris merupakan varian yang berasal dari India.
Berbicara pada konferensi pers di Downing Street, Hancock mengatakan, “Kami selalu memperkirakan kasus meningkat saat kami meluncurkan peta jalan (roadmap), kita harus tetap waspada.”
Menyebut bahwa 3.542 orang lagi di Inggris teruji positif COVID-19 dalam 24 jam terakhir, tertinggi sejak pertengahan April, Hancock mengatakan pemerintah “tetap teguh dalam fokus kami untuk melindungi kehidupan warga dari virus harian ini.”
Namun, di sisi lain yang lebih menggembirakan, Hancock mengatakan vaksin “memutus hubungan antara kasus (positif) dan rawat inap.” Dia juga mendorong masyarakat untuk menerima vaksinasi ketika ditawarkan, sehingga untuk pengendalian kasus saja tidak lagi memerlukan pembatasan yang ketat.
Peningkatan kasus masih terfokus di titik-titik penyebaran, dengan pengujian dan peluncuran vaksin ditingkatkan, tambahnya.
Menurut Hancock, tiga dari empat orang dewasa kini memiliki antibodi, dengan vaksinasi diperkirakan dapat mencegah 200 kematian dan 600 kasus rawat inap pada pekan lalu.
Jenny Harries, Kepala Eksekutif Badan Keamanan Kesehatan Inggris, mengatakan telah terjadi “penurunan tajam dan berkelanjutan” dalam hal jumlah kasus dari pertengahan Januari, namun data yang lebih baru menunjukkan “indikasi” kenaikan.
Ketika ditanya mengapa karantina wilayah (lockdown) dilonggarkan di tengah meningkatnya kekhawatiran atas varian yang berasal dari India, Hancock mengatakan situasinya sedang dipantau, namun vaksin tampaknya efektif terhadap varian baru itu.
Mulai 17 Mei, pub, bar, dan restoran di Inggris diizinkan untuk membuka kembali layanan dalam ruangan (indoor). Hiburan dalam ruangan juga kembali beroperasi, termasuk bioskop, museum, dan area bermain anak-anak.
Warga juga diizinkan bepergian ke luar negeri ke sejumlah negara “daftar hijau” tanpa harus dikarantina saat kembali ke Inggris setelah larangan perjalanan ke luar negeri juga dicabut.
Berdasarkan roadmap pemerintah Inggris, semua aturan pembatasan resmi terkait kontak sosial akan dicabut pada 21 Juni mendatang.
Sebelumnya pada Kamis yang sama, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan tidak ada apa pun “dalam data” yang mengindikasikan bahwa langkah terakhir dalam roadmap untuk mencabut lockdown tidak dapat dilaksanakan pada 21 Juni mendatang.
“Seperti yang telah saya katakan berkali-kali, saya tidak melihat apa pun saat ini dalam data yang menunjukkan bahwa kita harus menyimpang dari roadmap, tetapi kita mungkin perlu menunggu,” katanya saat berkunjung ke sebuah rumah sakit.
Lebih dari 38,6 juta orang di Inggris telah mendapatkan suntikan pertama vaksin COVID-19, menurut angka resmi terbaru. [Xinhua]