HONG KONG – Kekeringan parah yang melanda wilayah barat Amerika Serikat (AS) berdampak serius terhadap ketersediaan dan harga pangan, mengancam pemulihan global dari pandemi COVID-19, seperti dilansir South China Morning Post pada Senin (2/8).
Menurut Pemantau Kekeringan Amerika Serikat (United States Drought Monitor), lebih dari 95 persen wilayah barat negara tersebut mengalami kekeringan, area terluas sepanjang catatan. “Kondisi panas dan gersang akan memperburuk ancaman kebakaran hutan dan kelangkaan air pada musim panas ini,” tulis artikel tersebut.

Mencatat bahwa wilayah yang terdampak meliputi sekitar sepertiga dari hasil pertanian AS dan bank sentral Federal Reserve diperkirakan akan terus memberikan stimulus moneter sampai ekonomi pulih sepenuhnya, artikel tersebut mengatakan, “Pasokan makanan yang ketat dan kebijakan moneter yang sangat longgar menambah kekhawatiran tentang kenaikan harga untuk pasar komoditas.”

Data yang dirilis pada Juli menunjukkan bahwa harga grosir turut melonjak, dengan indeks harga produsen naik 7,3 persen dalam 12 bulan yang berakhir pada Juni, tertinggi sejak Departemen Tenaga Kerja AS mulai mengukur indeks pada 2010.
Pada gilirannya, suku bunga AS yang lebih tinggi dapat mengakibatkan pengetatan tajam pada kondisi keuangan global serta arus keluar modal yang besar dari ekonomi-ekonomi baru (emerging) dan berkembang, menurut artikel itu.
Banyak pihak juga khawatir bahwa kekurangan pasokan yang disebabkan oleh kekeringan dan kebijakan pelonggaran kuantitatif Federal Reserve akan semakin mendorong tajam harga komoditas global, sehingga kian mempersulit pemulihan global, tambahnya. [Xinhua]