RAMALLAH – Sederet langkah pencegahan ketat untuk mengendalikan COVID-19 di Jalur Gaza dilonggarkan pada Selasa (4/5) malam waktu setempat menyusul penurunan signifikan dalam kasus infeksi, menurut seorang pejabat dari Gerakan Perlawanan Islamis Palestina (Hamas).
“Karantina wilayah (lockdown) malam hari di seluruh Jalur Gaza dicabut sepenuhnya mulai Selasa malam,” ujar Eyad al-Bozzom, juru bicara Kementerian Dalam Negeri di Jalur Gaza yang dikelola Hamas, seraya menambahkan bahwa pejalan kaki akan diperbolehkan berada di jalanan, sementara toko dan gerai usaha lainnya akan tetap dibuka.
Namun demikian, al-Bozzom mengatakan lalu lintas di seluruh wilayah Jalur Gaza akan ditutup pada tengah malam selama 10 hari terakhir bulan Ramadan guna memungkinkan penduduk bersiap menyambut liburan Idul Fitri yang diperkirakan jatuh pada 13 Mei. Semua masjid akan kembali dibuka selama 10 hari ke depan untuk pelaksanaan ibadah salat, termasuk ibadah salat malam, namun gedung pernikahan akan ditutup dan perkumpulan di dalam ruangan akan dilarang, imbuhnya.
Pada Selasa, otoritas kesehatan di Jalur Gaza mengumumkan 458 kasus baru COVID-19 dan tujuh kematian dalam kurun waktu 24 jam terakhir.
Total 102.532 kasus telah dilaporkan sejauh ini di wilayah kantong yang terkepung itu. [Xinhua]