YUNNAN – Kota Ruili di Provinsi Yunnan, China barat daya, pada Rabu (7/7) menutup wilayah perkotaannya dan mengimbau semua warga untuk menjalani karantina di rumah.
Kota yang baru-baru ini kembali mengalami lonjakan kasus COVID-19 itu mengumumkan bahwa sekolah akan menangguhkan kegiatan pembelajaran tatap muka, sementara restoran hanya dibolehkan melayani pesanan dibawa pulang, dan semua tempat usaha akan ditutup kecuali beberapa pasar, rumah sakit, dan apotek.
YAO BING, Koresponden Xinhua : “Kota Ruili di Provinsi Yunnan, China barat daya, menutup wilayah perkotaannya pada Rabu dan mengimbau semua penduduk untuk tetap berada di rumah. Mari kita lihat bagaimana otoritas setempat memasok kebutuhan sehari-hari ke rumah-rumah penduduk.”
LI WENMEI, Staf supermarket lokal : “Kami siap sepenuhnya dari segi pasokan bahan, termasuk beras, minyak, dan telur. Kami sudah menyiapkan 10 ton minyak dan 10 ton beras guna menjamin permintaan selama lockdown.”
Wilayah perkotaan Ruili memiliki populasi sekitar 270.000 jiwa.
Terletak di sepanjang perbatasan China dengan Myanmar, Ruili melaporkan kasus-kasus baru COVID-19 dari penularan lokal sejak 4 Juli lalu.
Pada Rabu, kota tersebut melaporkan 23 sampel positif dalam putaran pertama pengujian asam nukleat untuk COVID-19 di seluruh wilayah kota itu.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Ruili, China. (XHTV)