KUALA LUMPUR – Malaysia pada Selasa (25/5) melaporkan 7.289 kasus terkonfirmasi baru COVID-19 dalam lonjakan harian tertinggi sejak wabah tersebut mulai merebak, menambah total infeksi secara nasional menjadi 525.889, demikian dikatakan Kementerian Kesehatan Malaysia.
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Noor Hisham Abdullah mengatakan dalam sebuah pernyataan pers bahwa empat dari kasus baru tersebut merupakan kasus impor, sementara 7.285 lainnya adalah kasus penularan lokal.
Pada hari yang sama, Malaysia melaporkan 60 kasus kematian baru, sehingga total kematian akibat virus itu menjadi 2.369.
Selain itu, tambahan sekitar 3.789 pasien COVID-19 telah diizinkan pulang dari rumah sakit setelah dinyatakan sembuh, sehingga totalnya kini menjadi 460.062 orang, atau 87,5 persen dari jumlah keseluruhan kasus.
Dari 63.458 kasus aktif yang tersisa, 726 diantaranya berada di unit perawatan intensif dan 373 dari mereka membutuhkan bantuan pernapasan.
Dalam sebuah unggahan di media sosial, Noor Hisham mengatakan kasus harian baru COVID-19 Malaysia mengikuti tren eksponensial sejak April dan dapat memicu lonjakan vertikal.
“Kita perlu bersiap untuk hal yang terburuk. Mohon untuk tetap berada di rumah guna membantu kami. Hanya dengan upaya bersama kita bisa memutus rantai penularan,” katanya.
Secara terpisah, Menteri Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi Malaysia Khairy Jamaluddin mengatakan negaranya akan mempercepat upaya vaksinasi setelah lebih banyak pasokan vaksin diperkirakan akan tiba mulai Juni dan seterusnya.
Hingga Senin (24/5), Malaysia telah menyuntikkan 2.483.496 dosis vaksin COVID-19. Pemerintah negara itu menargetkan untuk menginokulasi setidaknya 80 persen populasi orang dewasa dari total 30 juta lebih penduduk guna mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) pada awal tahun depan.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kuala Lumpur. (XHTV)