CANBERRA – Karantina wilayah (lockdown) untuk membendung virus corona (COVID-19) di Wilayah Ibu Kota Australia (Australian Capital Territory/ACT) diperpanjang setelah jumlah kasus baru mencapai rekor tertinggi.
ACT pada Senin (16/8) melaporkan 19 kasus baru COVID-19, yang merupakan angka tertinggi selama merebaknya wabah baru-baru ini di wilayah itu.
Kasus baru tersebut menambah jumlah kasus aktif di Canberra menjadi 28.
Kasus-kasus baru itu meliputi seorang siswa yang menghadiri kelas tatap muka selama empat hari saat kondisinya infeksius dan seorang pekerja perawatan lansia yang baru mendapatkan satu dosis vaksin yang kondisinya juga infeksius saat bekerja tiga sif. Kasus tersebut menandai kali pertama COVID-19 terdeteksi di sebuah panti jompo di ibu kota Australia.
Terdapat lebih dari 6.500 warga Canberra yang diidentifikasi sebagai kontak dekat, atau sekitar 1,6 persen dari populasi wilayah itu.
Kepala Pemerintahan ACT Andrew Barr mengumumkan bahwa lockdown, yang sedianya akan berakhir pada Kamis (19/8), diperpanjang hingga dua pekan sampai 2 September.
“Seperti yang terlihat dari angka hari ini, virus (COVID-19) tengah aktif di masyarakat kita,” tuturnya.
“Kami tidak ingin melihat angka itu terus bertambah dan kami tidak ingin melihat peningkatan eksponensial.”
Hingga Minggu (15/8), Australia melaporkan total 39.096 kasus terkonfirmasi COVID-19, dengan 958 kematian, menurut angka dari Departemen Kesehatan Pemerintah Australia.
Lebih dari 5.000 tes COVID-19 dilakukan di seluruh ACT pada Minggu.
Kerryn Coleman, Kepala Petugas Kesehatan di ACT Health, mengatakan semua penghuni dan staf di fasilitas perawatan lansia tempat orang yang terinfeksi itu bekerja akan dites pada Senin.
“Kami bekerja sangat erat dengan (fasilitas itu) guna membendung wabah ini. Prioritas kami adalah meminimalkan risiko penularan dan melindungi para penghuni dan staf.” [Xinhua]