NEW DELHI – Pemerintah daerah di Negara Bagian Bihar di India timur merevisi angka kematian akibat COVID-19 menjadi 9.429 di negara bagian itu hingga Rabu (9/6) malam waktu setempat.
Jumlah kematian melonjak lebih dari 72 persen dari 5.458 pada Selasa (8/6).
India melaporkan 6.148 kematian tambahan dalam sehari pada Kamis pagi, sejauh ini menjadi lonjakan kematian harian tertinggi karena revisi terbaru di Bihar itu.
Sementara itu, lonjakan kasus baru harian COVID-19 di negara itu masih di bawah 100.000 untuk hari ketiga berturut-turut.
Revisi tersebut dilakukan setelah pengadilan tinggi di negara bagian itu meminta audit jumlah korban pada April-Mei saat gelombang kedua COVID-19 menyusul sejumlah tuduhan bahwa pemerintah daerah menyembunyikan skala kasus dan kematian di negara bagian itu.
Menurut data baru tersebut, Patna, ibu kota negara bagian tersebut, mencatatkan jumlah kematian tertinggi sebanyak 2.303 dan menyumbang jumlah tertinggi “kematian tambahan yang dilaporkan setelah verifikasi”.
Namun, laporan media lokal mengatakan catatan dari tiga pusat kremasi yang dikelola pemerintah di Patna mengonfirmasi 3.243 kremasi COVID-19.
Perbedaan tersebut menimbulkan tanda tanya pada data yang direvisi dan kemungkinan akan menimbulkan kritik.
Negara bagian itu melaporkan total 715.179 kasus dan tingkat kesembuhan yang berkurang dari 98,70 persen menjadi 97,65 persen.
Partai-partai oposisi di Bihar menuding pemerintah memalsukan data untuk menyembunyikan ketidakmampuan dan kegagalannya.
Pada Selasa, pemerintah Bihar mengumumkan ex-gratia sebesar INR 400.000 (100 Rupee = Rp1.949) kepada kerabat dari pasien yang meninggal akibat COVID-19 di negara bagian itu. [Xinhua]