HOUSTON – Sebuah varian baru COVID-19 ditemukan oleh para ilmuwan di Universitas A&M Texas, Amerika Serikat (AS), seperti dilansir media pada Senin (19/4).
Varian baru yang diberi label BV-1 itu ditemukan pada satu kasus, yaitu seseorang yang menunjukkan gejala ringan, papar media mengutip ilmuwan A&M Texas.
Pasien, seorang mahasiswa yang tinggal di luar lingkungan kampus, pertama kali dinyatakan positif pada 5 Maret. Dalam tes kedua yang dilakukan pada 25 Maret, hasilnya masih positif, mengindikasikan bahwa varian ini mampu menyebabkan infeksi yang bertahan lebih lama dibandingkan varian-varian lainnya, kata para ilmuwan. Dalam tes pada 9 April, sang pasien akhirnya teruji negatif.
Mahasiswa tersebut menunjukkan gejala ringan dan seperti flu pada beberapa pekan pertama. Gejala-gejala ini tidak sepenuhnya hilang hingga 2 April.
Menurut para ilmuwan, varian BV-1 terkait dengan varian SARS-CoV-2 Inggris dan memiliki “susunan genetik yang berpotensi mengkhawatirkan” yang mengindikasikan varian ini mungkin tidak merespons antibodi.
“Kami sampai saat ini masih belum mengetahui signifikansi penuh dari varian ini, tetapi ini memiliki kombinasi mutasi yang serupa dengan variant of concern lain yang dilaporkan secara internasional,” kata Ben Neuman, Kepala Virolog di Global Health Research Complex (GHRC) Universitas A&M Texas.
“Varian ini menggabungkan penanda genetik yang secara terpisah diasosiasikan dengan laju penyebaran yang cepat, tingkat keparahan penyakit yang tinggi, dan resistansi yang kuat terhadap antibodi penetral,” sebut Neuman.
Neuman mengatakan para ilmuwan akan terus memantau untuk menemukan lebih banyak kasus dari varian tersebut. [Xinhua]