CANBERRA – Seorang ilmuwan Australia yang pernah bekerja di laboratorium Wuhan mengatakan bahwa laboratorium itu “lebih normal” daripada yang digambarkan di media.
“Itu (laboratorium Wuhan) adalah laboratorium biasa yang bekerja dengan cara yang sama seperti laboratorium dengan tingkat kontrol (containment) tinggi lainnya,” ujar Danielle Anderson dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg. Apa yang orang katakan soal laboratorium tersebut tidak sesuai dengan kenyataannya.”
Anderson (42) mulai bekerja sama dengan laboratorium keamanan hayati (biosafety) level 4 (BSL-4) Institut Virologi Wuhan di China tengah pada 2016, di mana tugas terakhirnya selesai pada November 2019.
Menggambarkan penelitiannya terkait Ebola di laboratorium itu sebagai realisasi dari “tujuan karier seumur hidup”, ahli virologi tersebut berbagi informasi detail mengenai laboratorium Wuhan yang berbeda dari laporan media Barat.
Laboratorium itu memiliki rujukan keamanan hayati tertinggi, serta protokol dan persyaratan ketat untuk menangani patogen yang sedang diteliti, ujarnya.
Dia juga mengatakan bahwa seseorang harus melewati prosedur yang rumit untuk dapat keluar dari lab, termasuk chemical shower dan personal shower. Dia bahkan terinspirasi oleh metode lab tersebut untuk membuat dan memantau disinfektan serta menerapkan sistem itu di labnya sendiri.
Anderson menuturkan bahwa rekan-rekannya menjaganya selama dia tinggal di sana. “Kami pergi makan malam dan makan siang bersama, kami bertemu satu sama lain di luar lab,” ujarnya.
Bloomberg melaporkan bahwa Anderson “tercengang akan penggambaran laboratorium tersebut oleh sejumlah media di luar China, dan serangan buruk terhadap para ilmuwan yang telah terjadi.”
Beberapa laporan media Barat mengatakan bahwa tiga peneliti dari laboratorium Wuhan dirawat di rumah sakit dengan gejala mirip flu pada November 2019, tetapi Anderson mengatakan tidak ada satu pun orang yang dia kenal mengalami sakit pada saat itu.
Orang-orang di laboratorium wajib melaporkan gejala yang terkait dengan patogen yang ditangani. “Jika ada orang yang sakit, saya berasumsi bahwa saya akan sakit, namun ternyata tidak,” kata Anderson. “Saya teruji positif virus corona di Singapura sebelum saya divaksinasi, dan tidak pernah mengalaminya sebelum itu.”
Ilmuwan yang telah bekerja dengan beberapa ahli virologi terkemuka selama bertahun-tahun itu tahu betul bahwa patogen dapat bocor dari laboratorium, tetapi dia yakin bahwa tidak ada virus yang dibuat dengan sengaja untuk menginfeksi orang dan dilepaskan dengan sengaja. [Xinhua]