SYDNEY – Ilmuwan Australia di tim ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dikirim ke China dalam misi penelusuran asal-usul COVID-19 mendukung temuan tim tersebut, di saat sejumlah laporan berspekulasi tentang teori “kebocoran laboratorium” dan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memerintahkan badan-badan intelijen untuk melakukan penyelidikan tambahan terhadap sumber pandemi.
Dalam sebuah wawancara dengan Australian Broadcasting Corporation (ABC) pada Jumat (28/5), Dominic Dwyer, profesor di Universitas Sydney, yang bersama dengan para ilmuwan dari negara-negara lain menghabiskan empat pekan di Wuhan, China, dalam misi WHO, mengatakan tidak ada bukti yang mendukung teori kebocoran laboratorium itu.
“Pihak intelijen AS diminta untuk menunjukkan apakah mereka memiliki informasi yang mungkin bisa membantu. Mereka belum melakukannya,” ujar Dwyer.
“Fakta bahwa Presiden Biden mengatakan dia mendapatkan laporan yang bertentangan dari badan-badan intelijennya, bagi saya, menunjukkan bahwa tidak ada bukti yang jelas. Jika tidak, maka akan jelas apa yang terjadi,” katanya.
“Saya rasa kita hanya perlu melihat buktinya. Jika kita sudah mendapatkannya, mari kita tindak lanjuti … Tetapi tunjukkan bukti yang memang layak diperhitungkan,” tutur Dwyer dalam laporan ABC.
Dia mengatakan otoritas di Wuhan telah “cukup terbuka” dengan tim tersebut selama penyelidikannya.
“Bukti yang kami miliki dan pertanyaan yang kami ajukan serta jawaban yang kami dapatkan benar-benar seperti yang saya perkirakan jika saya melakukan penyelidikan yang sama di Australia atau Selandia Baru atau di tempat yang serupa,” menurut Dwyer.
Dalam wawancara tersebut, Dwyer mengungkapkan perlu waktu “bertahun-tahun” untuk menemukan asal-usul penyakit tersebut dan itu hanya akan tercapai melalui kerja sama.
“Anda harus mengembangkan kerja sama. Anda harus bekerja dengan orang lain secara terbuka dan transparan untuk menyelesaikan segala sesuatu,” tambahnya.
“Semakin banyak orang yang memperdebatkannya, atau orang yang menggunakan politik untuk mengungguli pihak lain atau apa pun itu, maka semakin kecil kemungkinan Anda bisa bekerja sama untuk menyelesaikannya,” ujar Dwyer memperingatkan.
“Jadi, saya memohon agar diplomasi ditingkatkan, sehingga kita bisa maju dan melakukan penelitian berbasis ilmu pengetahuan,” imbuhnya. [Xinhua]