[wonderplugin_video iframe=”https://www.youtube.com/watch?v=ZN3-88sh6PY” lightbox=0 lightboxsize=1 lightboxwidth=960 lightboxheight=540 autoopen=0 autoopendelay=0 autoclose=0 lightboxtitle=”” lightboxgroup=”” lightboxshownavigation=0 showimage=”” lightboxoptions=”” videowidth=600 videoheight=400 keepaspectratio=1 autoplay=1 loop=0 videocss=”position:relative;display:block;background-color:#000;overflow:hidden;max-width:100%;margin:0 auto;” playbutton=”https://www.wartabuana.com/wp-content/plugins/wonderplugin-video-embed/engine/playvideo-64-64-0.png”]
MANILA – Gelombang (batch) kedua vaksin Sinovac yang disumbangkan oleh China tiba di Filipina pada Rabu (24/3) di saat negara Asia Tenggara itu sedang mengalami lonjakan pesat kasus penularan COVID-19.
Duta Besar China untuk Filipina Huang Xilian secara resmi menyerahkan vaksin tersebut kepada otoritas Filipina.
Menteri Kesehatan Filipina Francisco Duque mengatakan negaranya “sangat berterima kasih atas kedatangan bantuan vaksin tambahan tersebut.”
“Kedatangan vaksin ini terjadi di saat yang sangat tepat mengingat jumlah kasus terus melonjak, yang pada gilirannya meningkatkan kebutuhan untuk memvaksinasi lebih banyak individu yang berisiko tinggi secepat mungkin,” ujar Duque.
Departemen Kesehatan Filipina pada Rabu melaporkan 6.666 kasus baru COVID-19, sehingga jumlah keseluruhan kasus terkonfirmasi di negara itu menjadi 684.311.
Sementara korban meninggal akibat penyakit itu meningkat menjadi 13.039 setelah tambahan 47 pasien dilaporkan meninggal, imbuh departemen tersebut.
Kepala program vaksinasi Filipina Carlito Galvez mengatakan kedatangan vaksin CoronaVac tambahan itu “menjadi bukti bahwa ketika semua negara bekerja sama, kita akan mampu mengatasi segala tantangan.”
“Pemerintah Filipina akan terus memperkuat kolaborasinya dengan China guna mengakhiri pandemi ini,” imbuh Galvez.
China mengirimkan batch pertama sumbangan vaksin Sinovac ke Filipina pada 28 Februari lalu. Ini menjadikan China sebagai negara pertama yang menyediakan vaksin COVID-19 ke Filipina.
Sejauh ini, Filipina telah memberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin Sinovac, di samping vaksin buatan Pfizer, AstraZeneca, dan vaksin Sputnik V Rusia.
Pemerintah Filipina menargetkan menginokulasi hingga 70 juta penduduknya pada tahun ini guna mencapai kekebalan kelompok, dimulai dengan memvaksinasi tenaga kesehatan, warga lansia, dan masyarakat kurang mampu. Negara itu memiliki sekitar 110 juta penduduk.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Manila. (XHTV)