MANILA – Filipina pada Senin (2/8) menentang politisasi asal-usul COVID-19, menambah kian banyaknya jumlah negara yang menunjukkan sikap serupa terkait isu tersebut.
“Kita harus mengetahui asal-usul COVID-19, namun mari serahkan hal ini kepada para ilmuwan dan ahli. Mari serahkan hal ini pada ilmu pengetahuan,” kata Juru Bicara Kepresidenan Filipina Harry Roque dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, seraya menekankan perlunya mencari “jawaban ilmiah alih-alih politis.”
Roque mengatakan COVID-19 merupakan “musuh bersama bagi seluruh umat manusia tanpa memandang kewarganegaraan, warna kulit, ataupun bentuk.”
“Penting bagi dunia untuk bergandengan tangan dalam memerangi hal ini. Masalahnya adalah jika kita memolitisasi hal ini, ini bisa menjadi hambatan bagi upaya kita dalam memeranginya,” ujar Roque.
Pada 15 Juli, para perwakilan tetap dari 48 negara untuk Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa (UNOG) menyurati Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang isinya menentang politisasi upaya penyelidikan terkait asal-usul virus corona.
“Ini juga menjadi posisi kami,” kata Roque, anggota Kabinet Filipina kedua yang menentang politisasi semacam itu.
Pekan lalu, Menteri Kesehatan Filipina Francisco Duque juga menolak upaya yang dilakukan oleh sejumlah pemimpin dan politikus dalam memolitisasi COVID-19.
“Kami menolak politisasi terhadap segala hal yang berhubungan dengan COVID-19,” ujar Duque kepada wartawan.
“Ini merupakan hal yang kami abaikan karena Anda tahu kami sangat sibuk meningkatkan (respons pandemi), dan kami tidak ingin memolitisasi isu terkait COVID-19,” imbuh Duque.
Duque juga menyerukan para pemimpin dan politikus untuk tetap berpegang pada data ilmiah dalam memerangi penyakit yang sangat menular tersebut dan telah merenggut jutaan nyawa di seluruh dunia. [Xinhua]