NEW YORK CITY – Sebuah studi baru menunjukkan bahwa epidemi virus corona kuno di Asia Timur telah meninggalkan jejak pada DNA manusia masa kini, lansir The New York Times pada Kamis (24/6).
Studi baru itu menunjukkan bahwa sekitar 20.000 tahun silam, wabah virus corona melanda kawasan tersebut dan dampaknya cukup menghancurkan sehingga meninggalkan tanda khas pada DNA manusia modern saat ini, menurut laporan itu.
Selama beberapa generasi, virus dapat menyebabkan perubahan besar pada genom manusia, sehingga para peneliti mencari variasi genetik dalam genom manusia untuk merekonstruksi sejarah berbagai virus, lanjut laporan itu.
Terdapat indikasi bahwa masyarakat di Asia Timur telah beradaptasi dengan virus corona kuno dan para peneliti memperkirakan “semua gen itu mengalami evolusi mutasi antivirus antara 20.000 dan 25.000 tahun yang lalu,” papar laporan itu.
Sementara genom manusia berubah, virus juga dapat berevolusi, dengan protein mereka berkembang untuk mengalahkan pertahanan inang, lanjut laporan itu.
“Selama 20 tahun terakhir, tiga virus corona telah beradaptasi untuk menginfeksi manusia dan menyebabkan penyakit pernapasan parah, yaitu COVID-19, SARS, dan MERS. Studi pada masing-masing virus corona ini menunjukkan bahwa mereka melompat ke spesies kita dari kelelawar atau mamalia lain,” kata The New York Times. [Xinhua]