Berbagai studi menunjukkan bahwa vaksinasi masih terus memberikan perlindungan tingkat tinggi terhadap penyakit parah dan rawat inap terkait dengan varian Omicron.
BRUSSEL, Mengutip data awal, Badan Pengawas Obat-obatan Eropa (European Medicines Agency/EMA) pada Selasa (11/1) mengatakan bahwa vaksin COVID-19 tetap efektif melawan penyakit parah dan rawat inap yang disebabkan oleh varian virus corona Omicron.
“Meskipun Omicron tampak lebih mudah menular dibandingkan varian lain, penelitian yang dilakukan di Afrika Selatan, Inggris, dan beberapa negara anggota Uni Eropa (UE) menunjukkan risiko yang lebih rendah untuk rawat inap setelah terinfeksi Omicron. Berdasarkan penelitian ini, risikonya saat ini diperkirakan antara sepertiga dan setengah dari risiko (bila terinfeksi) varian Delta,” kata EMA dalam rilisnya.
EMA mengutip hasil dari penelitian yang baru-baru ini diterbitkan, yang menunjukkan bahwa efektivitas vaksin terhadap penyakit simtomatik (bergejala) lebih rendah untuk Omicron dibandingkan varian lain, dan cenderung berkurang seiring waktu. Akibatnya, semakin banyak orang yang telah divaksinasi kemungkinan mengalami penyakit terobosan karena Omicron.
Namun, penelitian ini juga menunjukkan bahwa vaksinasi masih terus memberikan perlindungan tingkat tinggi terhadap penyakit parah dan rawat inap terkait dengan varian Omicron.
Bukti terbaru, yang mencakup data efektivitas di lapangan, juga menunjukkan bahwa orang yang telah mendapat dosis penguat (booster) lebih terlindungi dibandingkan mereka yang hanya menerima dosis utama.
Kepala Strategi Vaksin EMA Marco Cavaleri dalam konferensi pers pada Selasa mengatakan badan tersebut terus memantau efektivitas berbagai vaksin, dan hasil penilaian ini dapat memengaruhi strategi vaksinasi di masa mendatang yang direkomendasikan oleh para ahli di negara-negara anggota UE.
Cavaleri mengatakan bahwa harus menerima dosis boostersetiap tiga atau empat bulan tidak cukup efektif sebagai strategi jangka panjang.
“Kami belum mempunyai data tentang dosis keempat untuk bisa menyampaikan opini, tetapi kami khawatir dengan strategi yang memperkirakan akan terus membutuhkan vaksinasi dalam waktu singkat,” katanya.
EMA mengatakan dalam pernyataannya bahwa upaya harus terus dilakukan untuk meningkatkan pemberian vaksinasi penuh pada individu yang saat ini belum divaksinasi atau baru divaksinasi sebagian serta untuk mempercepat peluncuran dosis booster. [Xinhua]