BEIJING – China telah berkontribusi dalam meningkatkan aksesibilitas dan keterjangkauan vaksin COVID-19 di negara-negara berkembang, menurut seorang pejabat senior.
Wakil Kepala Komisi Kesehatan Nasional (National Health Commission/NHC) China Zeng Yixin menyampaikan pernyataan tersebut saat mengungkap data resmi terkait pengembangan vaksin China, sumbangan dan ekspor vaksin ke negara lain, serta kampanye vaksinasi nasional negara itu dalam sesi wawancara dengan Xinhua pada Minggu (6/6).
DUA PULUH SATU VAKSIN
China mencatat bahwa 21 vaksin COVID-19 telah memasuki uji klinis, ujar Zeng, yang juga merupakan kepala seksi penelitian vaksin di kelompok penelitian ilmiah di bawah naungan gugus tugas antarlembaga Dewan Negara China untuk respons COVID-19.
Sejauh ini, empat vaksin COVID-19 telah mendapatkan persetujuan pemasaran bersyarat dan tiga sudah mengantongi izin penggunaan darurat di dalam wilayah negara tersebut.
Delapan vaksin COVID-19 buatan China telah disetujui untuk menjalani uji klinis tahap III di luar China, dan satu vaksin COVID-19 mRNA sudah memenuhi persyaratan etis untuk uji klinis tahap III di luar negara tersebut, papar Zeng.
Uji klinis terhadap vaksin-vaksin COVID-19 buatan China yang disemprotkan ke dalam hidung (nasal spray) dan dihirup saat ini sedang berlangsung, katanya. Dia menambahkan bahwa para pakar medis akan mempelajari keamanan dan efektivitas vaksin-vaksin yang sudah diuji itu usai merampungkan proses pengumpulan data uji klinis.
350 JUTA DOSIS
China telah memasok lebih dari 350 juta dosis vaksin COVID-19 ke luar negeri, termasuk sumbangan ke 80 lebih negara dan ekspor ke 40 lebih negara, sebut pejabat itu.
China berjanji menyediakan 10 juta dosis vaksin COVID-19 bagi inisiatif COVAX, dengan batch pertama resmi disalurkan dari lini produksi pada 1 Juni tahun ini.
Penelitian, pengembangan, dan penggunaan vaksin China ditandai dengan kerja sama aktif bersama sejumlah negara lain, imbuhnya.
Terdapat kerja sama dalam hal uji klinis tahap III antara pengembang vaksin China dan sejumlah organisasi yang relevan di lebih dari 20 negara, termasuk Indonesia, Uni Emirat Arab, Brasil, Uzbekistan, Filipina, dan Pakistan.
Pelajaran berharga yang didapatkan China dalam perjuangannya memerangi epidemi adalah selalu utamakan rakyat dan nyawa mereka, kata Zeng.
China telah memenuhi janjinya untuk berkontribusi dalam meningkatkan aksesibilitas dan keterjangkauan vaksin COVID-19 di negara-negara berkembang, imbuhnya.
70 PERSEN
Sedikitnya 70 persen dari populasi dengan totalnya 1.4 miliar yang ditargetkan di China diharapkan akan telah disuntik vaksin COVID-19 hingga akhir tahun ini, menurut Zeng.
Pejabat itu menyebutkan bahwa kasus penularan lokal COVID-19 yang dilaporkan baru-baru ini menunjukkan bahwa situasi pencegahan dan pengendalian epidemi masih mengkhawatirkan.
Hingga Sabtu (5/6), lebih dari 763 juta dosis vaksin COVID-19 telah disuntikkan di seluruh China, menurut data NHC.
100 TAHUN
Para penerima vaksin tertua dalam kampanye vaksinasi China, yang terbuka bagi warga berusia di atas 18 tahun, berusia lebih dari 100 tahun, menurut pejabat bidang kesehatan itu.
Para pakar sudah membahas keamanan dan efektivitas pemberian vaksin kepada warga berusia 3 hingga 17 tahun, ujar Zeng, seraya mengatakan bahwa menyusul persetujuan dari otoritas terkait, vaksinasi akan dibuka bagi warga dari kelompok usia tersebut berdasarkan kebutuhan mereka. [Xinhua]