Sebuah bendera Amerika Serikat (AS) berkibar setengah tiang untuk menandai satu juta kematian akibat COVID-19 di negara itu di Central Park di San Mateo, AS, pada 12 Mei 2022. (Xinhua/Wu Xiaoling)
Kekebalan yang diperoleh orang setelah sembuh dari gelombang Omicron pada Desember dan Januari mulai memudar, memungkinkan Omicron dan subvariannyauntuk kembali menyebar.
NEW YORK CITY, 13 Juni (Xinhua) — Banyak pakar mengatakan mereka tidak dapat memprediksi lintasan gelombang COVID-19 saat ini di Amerika Serikat (AS), meskipun jumlah kasus terus meningkat secara nasional sejak akhir Maret dan tingkat rawat inap serta tingkat kematian masih rendah, menurut laporan CNBC pada Sabtu (11/6).
“Mengingat preseden pandemi selama dua tahun terakhir, itu agak mengejutkan, dan salah satu dari banyak indikator adalah bahwa peningkatan jumlah kasus yang sedang berlangsung sangat berbeda dari lonjakan-lonjakan kasus COVID sebelumnya. Beberapa pakar mengatakan itu bahkan mungkin menandai awal dari ‘kenormalan baru’ di negara itu,” urai laporan tersebut.
Lonjakan jumlah kasus sebelumnya disebabkan oleh munculnya varian baru COVID-19. Gelombang ini didorong terutama oleh kekebalan yang memudar, kata David Dowdy, seorang lektor kepala bidang epidemiologi di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health yang juga dokter di Layanan Medis Baltimore.
Kekebalan yang diperoleh orang setelah sembuh dari gelombang Omicron pada Desember dan Januari mulai memudar, memungkinkan Omicron dan subvariannya “untuk kembali menyebar,” kata Dowdy, menambahkan bahwa banyak warga Amerika tidak lagi melakukan langkah pencegahan COVID-19 secara ketat.
Rata-rata kasus baru harian selama tujuh hari di negara itu naik menjadi 109.032 per Rabu (8/6), meskipun “jumlah sebanyak itu kemungkinan penghitungannya masih terlalu kecil, dengan kebanyakan orang saat ini mengandalkan tes di rumah dan tidak melaporkan hasilnya, atau menghindari tes COVID-19 sama sekali,” ungkap laporan itu. [Xinhua]