DHAKA – Pemerintah Bangladesh telah menyetujui pembelian vaksin COVID-19 dari China.
Komite Kabinet untuk Urusan Ekonomi Bangladesh, badan tertinggi yang menangani masalah ekonomi, menyetujui pembelian tersebut dalam sebuah pertemuan pada Rabu (19/5).
Shahida Akhtar, pejabat senior Divisi Kabinet, mengatakan kepada wartawan pascapertemuan itu bahwa Bangladesh akan membeli vaksin dari China National Pharmaceutical Group (Sinopharm).
Persetujuan itu datang sepekan setelah Bangladesh menerima satu batch vaksin COVID-19 Sinopharm yang disumbangkan oleh China.
Duta Besar China untuk Bangladesh Li Jiming secara resmi menyerahkan vaksin tersebut kepada Menteri Luar Negeri Bangladesh AK Abdul Momen dan Menteri Kesehatan Bangladesh Zahid Maleque dalam upacara yang digelar di Wisma Tamu Negara Padma di Dhaka pada Rabu lalu.
Pemerintah Bangladesh telah mengumumkan bahwa mereka akan mulai menyuntikkan vaksin COVID-19 Sinopharm sumbangan dari China pada pekan depan.
Menteri kesehatan menyampaikan pengumuman tersebut saat konferensi pers pada Senin, dengan mengatakan bahwa “para profesional kesehatan di garis depan upaya melawan pandemi akan menerima dosis (vaksin) mulai 25 atau 26 Mei.”
Sebelumnya, Bangladesh menangguhkan pemberian dosis pertama vaksin pada 26 April setelah India menghentikan ekspor untuk mengatasi krisis COVID-19 yang sedang terjadi di negaranya.
Setelah itu, regulator obat negara tersebut menerbitkan izin penggunaan darurat vaksin Sinopharm.
Bangladesh memulai kampanye vaksinasi COVID-19 pada 28 Januari untuk mengendalikan pandemi yang telah menyebar ke seluruh negara itu.
Sebanyak 5,82 juta orang di Bangladesh sejauh ini telah menerima satu dosis vaksin COVID-19.
Pada Rabu, Direktorat Jenderal Layanan Kesehatan negara itu melaporkan 1.608 kasus terkonfirmasi baru COVID-19 dan 37 kematian baru, menambah total kasus infeksi dan kematian di negara itu masing-masing menjadi 783.737 dan 12.248. [Xinhua]