DHAKA – Pemerintah Bangladesh telah menyetujui impor dan penggunaan vaksin COVID-19 Sputnik V asal Rusia.
Mayor Jenderal Mahbubur Rahman, yang merupakan direktur jenderal Administrasi Obat Bangladesh, merilis pengumuman tersebut pada Selasa (27/4).
Keputusan itu diambil beberapa hari setelah Dhaka menangguhkan pemberian dosis pertama vaksin Oxford-AstraZeneca di tengah krisis pasokan.
“Kami telah memberikan izin untuk penggunaan darurat vaksin COVID-19 buatan Rusia itu,” kata Rahman kepada wartawan.
Di tengah ketidakpastian jadwal kedatangan pengiriman vaksin COVID-19 berikutnya dari India, pemerintah Bangladesh menghentikan pemberian dosis pertama vaksin AstraZeneca di seluruh negeri mulai Senin (26/4).
Sejauh ini, hampir 6 juta orang di Bangladesh telah menerima dosis pertama vaksin COVID-19.
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina pada 28 Januari lalu secara virtual meluncurkan program vaksinasi COVID-19 di negara itu.
Pemerintah Bangladesh pada Senin mengumumkan bahwa pihaknya memutuskan memperpanjang periode karantina wilayah (lockdown) yang sedang diterapkan, yang dimulai pada 14 April lalu, hingga sepekan lagi.
Pada 19 April lalu, Bangladesh mencatat 112 kematian akibat COVID-19, penambahan harian tertinggi akibat pandemi, kata pemerintah.
Pada Selasa, Direktorat Jenderal Layanan Kesehatan (Directorate General of Health Services/DGHS) Bangladesh melaporkan 3.031 kasus baru COVID-19 dan 78 kematian baru, sehingga total kasus infeksi dan kematian di negara itu masing-masing bertambah menjadi 751.659 dan 11.228. [Xinhua]